Muhammadiyah & Dewan Pers: “Buzzer Musuh Besar Pers”
Dunia digital merupakan medan pertempuran pers dan buzzer. Muhammadiyah dan Dewan Pers sebut buzzer ancaman bagi pers.
Buzzer biasanya gunakan akun anonim untuk serang pers dan kerap serang kredibilitas pewarta bukan substansi berita. Dewan Pers sebut buzzer kerap untungkan pemerintah, tak hanya itu, buzzer dan influencer diakui penting oleh pemerintah.
Anggaran belanja digital pemerintah sejak 2014 mencapai Rp 90,45 miliar. Bahkan Anggaran belanja digital tertinggi di tahun 2018 (jelang Pilpres) senilai Rp 56,55 miliar.
“Musuh terbesar dunia pers saat ini, khususnya pers daring melalui jalur media sosial, merupakan buzzer yang nirtanggung jawab kebangsaan yang cerdas dan berkeadaban mulia.”
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
“Buzzer mengganggu kemerdekaan pers karena fungsi pers kontrol sosial.”
Asep Setiawan , Anggota Dewan Pers