Banjir Jakarta Sejak Kolonial Hingga Milenial
DKI Jakarta langganan banjir sejak masa kolonial. Kerap jadi komoditas politik. Sejak tahun 1600-an dilakukan penggalian parit-parit ke Sungai Ciliwung ( Terusan Amanus di Bandengan Utara, sebelah barat Kali Angke). Di Tahun 1728 dibuat sodetan di Sungai Ciliwung.
Tahun 1854 dibuat BOW (Cikal Bakal DPU). Buat sodetan di Kali Krukut dan Kali Grogol. Pada tahun 1911 dibangunlah Banjir Kanal Manggarai.
Sukarno pun membentuk tim Komando Proyek (Kopro) Banjir ditahun 1965. Ditahun 1972 Suharto bentuk Proyek Pengendalian Banjir Jakarta Raya. Namun Proyek tersebut gagal dan diganti dengan Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Cisadane Ciliwung (PWS-CC).
Di Era Megawati dibentuk Program Penanganan Banjir Jakarta, anggaran Rp11 triliun. Tapi batal jelang Pemilu 2004. Pada 2013 SBY keluarkan anggaran Rp 2T untuk pembuatan sodetan dan normalisasi sungai
Sebelum Pilpres 2014, Presiden Jokowi sebut banjir Jakarta bisa ditangani jika jadi presiden. Ditanggal 17 Januari 2020, presiden Jokowi sebut masterplan Banjir Jakarta ada sejak 1973. Tak perlu masterplan baru.
Oktober 2020, Pansus Banjir Jakarta ungkap perlunya masterplan baru.