(IslamToday ID) – Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra menyebutkan bahwa pihaknya telah menyusun strategi untuk dapat keluar dari jeratan utang yang telah membengkak.
Diketahui, total pendapatan Garuda hanya sebesar USD 568 juta. Sementara, total biaya operasional mencapai USD 1,29 miliar.
Garuda juga menanggung beban keuangan yang terus merugi dan utang dengan nilai jumbo yakni Rp 139 triliun.
“Garuda masih mencatatkan kerugian operasional yang disebabkan oleh struktur biaya perseroan yang sebagian besar bersifat tetap (fixed), yang tidak sebanding dengan penurunan signifikan atas revenue perseroan imbas pandemi Covid-19,” ujarnya, Kamis (18/11/2021).
Ia menjelaskan ada lima strategi utama Garuda Indonesia. Pertama, mengoptimalkan route network Perseroan dengan mengoperasikan rute-rute yang mengkontribusikan keuntungan, dengan fokus awal adalah rute-rute domestik dan rute-rute penerbangan internasional tertentu dengan tujuan pengangkutan kargo.
Kedua, menyesuaikan jumlah pesawat Perseroan sesuai kondisi pasar serta menyesuaikan jenis dan atau tipe pesawat untuk mensimplifikasi operasional serta mendorong efisiensi biaya.
Ketiga, melakukan negosiasi ulang kontrak sewa pesawat.
Keempat, meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui optimalisasi belly capacity dan digitalisasi operasional.
Kelima, meningkatkan kontribusi pendapatan ancillary melalui product unbundling dan ekspansi produk yang ditawarkan.