ISLAMTODAY — Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan statemen tegas setelah kasus cacar monyet atau monkeypox ditetapkan WHO sebagai darurat kesehatan global. Ia mengatakan bahwa penularan cacar monyet paling banyak terjadi di kalangan laki-laki pelaku homoseksual.
“Untuk saat ini, wabah cacar monyet terkonsentrasi di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria,” ungkap Tedros lewat akun twitter miliknya @DrTedros pada Ahad (24/7/2022).
Menurut data WHO kasus cacar monyet di dunia mencapai 16.000 kasus dan ditemukan di 75 negara. Meskipun demikian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga Senin (25/7) pagi menyebut bahwa kasus tersebut belum ditemukan di Indonesia.
“Belum ada kasus cacar monyet, baik konfirmasi, probable, maupun suspect,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu.
Kemenkes RI hingga kini baru melakukan tindakan untuk mengaktifkan kembali surveilans di seluruh pintu masuk ke wilayah Indonesia. Baik bandara maupun pelabuhan.
“Sejak muncul monkeypox (cacar monyet) di beberapa negara, Kemenkes sudah melakukan surveilans aktif di semua pintu masuk negara, terutama di bandara dan pelabuhan laut,” tutur Maxi.
Maxi mengimbau agar masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan usai aktivitas. Tidak hanya itu masyarakat juga diminta untuk menghindari kontak langsung dengan penderita cacar monyet.
Sementara bagi mereka yang teridentifikasi gejala cacar monyet segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Gejala-gejala cacar monyet diantaranya ditemukannya ruam warna merah dan bitnik merah di telapak tangan atau wajah.
“Umumnya gejala monkeypox ditandai warna kemerahan atau ruam, bintik merah, tonjolan kecil pada kulit yang gampang dilihat di bagian wajah juga di telapak tangan,” jelas Maxi.