ISLAMTODAY — Pembengkakan biaya Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) atau dikenal juga Kereta Cepat Jakarta Bandung senilai Rp Rp 28,5 T akan ditanggung oleh pemerintah Indonesia. Mirisnya 75% biaya tersebut akan dibayar dengan mekanisme utang.
“Nanti yang 75 persen kita akan cari loan (utang). Loan yang akan dibayar pada saat sudah mulai operasional,” kata Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga.
Arya belum bisa memastikan pinjaman itu berasal dari mana. Hanya saja ia sempat mengatakan kemungkinan bisa berasal dari Bank China atau yang lain.
“Kita cari kan, kita lagi cari nih, bisa dari bank China dan sebagainya, lagi dicari, bisa lah,” tutur Arya.
Informasi tambahan biaya proyek KCIC ini berbeda biaya dari yang awalnya US$ 5,13 pada tahun 2015. Kini proyek penuh kontroversi ini membengkak menjadi US$ 7,9 M atau Rp 118,5 T.
Pada akhir Juli lalu, China Development Bank (CBD) meminta agar tambahan biaya ditanggung oleh Indonesia..
“Beberapa waktu lalu disampaikan adanya cost of run,” jelas Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo.
“Tentang cost of run ini setahu saya masih dibahas. Karena ada permintaan cost of run ini agar dicover oleh pemerintah Indonesia,” jelasnya.