ISLAMTODAY — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan tentang kondisi APBN Indonesia pada tahun 2022 ini. Menurutnya di tengah situasi banyaknya harga komoditas perdagangan seperti minyak, pangan dan pupuk membuat APBN Indonesia mengalami shock berat.
“Hari ini APBN lagi shock gede. Harga minyak naik, harga pangan naik, pupuk naik,” kata Sri Mulyani.
APBN bahkan harus menyesuaikan dengan melambungnya harga minyak dunia. Negara harus turun tangan menstabilkan harga minyak kepada rakyat.
“Kalau harga minyak langsung masuk ke Indonesia dengan harga yang melonjak, rakyat pasti nggak akan mampu. Makanya shock yang besar ini kita absorb (serap),” jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan dalam dua tahun terakhir APBN Indonesia harus bekerja keras demi memenuhi kebutuhan rakyat dan negara. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) harus memaksimalkan suplai pajak, beacukai, penerimaan negara bukan pajak.
“Jadi ini dilema mengenai APBNnya harus tetap sehat supaya dia bisa melindungi rakyat dan ekonomi. Tapi kadang-kadang APBN harus bekerja sangat keras,” tutur Sri Mulyani.
“Tantangan internal ya tentu jajaran internal Kementerian Keuangan harus mampu mengelolanya dari sisi penerimaan pajak, bea cukai, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mereka harus bekerja sesuai dengan potensi ekonomi (pajak),” jelasnya.
Sementara itu ia dalam konferensi persnya di istana pada Senin (8/8/2022) mengungkapkan penyusunan Rencanan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 harus disusun dengan sangat hati-hati. Hal ini sebagai langkah antisipasi di tengah guncangan ekonomi global, gejolak dan ketidakpastian yang sangat tinggi.
“Oleh karena itu RAPBN 2023 harus didesain untuk bisa mampu tetap menjaga, fleksibilitas dalam mengelola gejolak yang terjadi,” kata Sri Mulyani.
Meskipun demikian ia mengatakan anggaran pemerintah tetap akan diprioritaskan sejumlah program pembangunan. Mulai dari bidang SDM, infrastruktur, proyek IKN, dan penyelenggaraan pemilu 2024.