ISLAMTODAY — Kenaikan harga minyak dunia yang mencapai US$ 100 per barel membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah dalam beberapa kesempatan bahkan sering mewacanakan menaikan BBM Subsidi jenis Pertalite dan Solar.
Harapan pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi demi menyelamatkan APBN tahun 2022 adalah pilihan yang rumit. Jika wacana menaikkan BBM subsidi di tengah kesulitan ekonomi rakyat dilakukan maka akan menambah kemiskinan baru.
“Sepertinya saat ini sangat susah untuk menurunkan angka kemiskinan. Opsinya jika BBM naik orang miskin tentu bertambah,” ungkap Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, pada Selasa 16 Agustus 2022.
Selain menambah angka kemiskinan, kenaikan BBM juga akan berpotensi menaikkan angka inflasi. Misal jika BBM jenis Pertalite naik menjadi Rp 10.000.
“Jika kenaikan harga pertalite dari 7650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, diperkirakan inflasi tahun ini tembus 6-6,5% year on year (yoy). Dikhawatirkan menjadi inflasi yang tertinggi sejak September 2015,” tutur Bhima.
Di sisi lain Badan Anggaran (Banggar) DPR memutuskan bahwa tidak ada lagi tambahan dana subsidi BBM. DPR hanya memberikan solusi kenaikan dilakukan secara gradual atau bertahap.
“Ya, sampai akhir tahun dua kali lah. Kalau mau segera Agustus segera, habis Agustus tiga bulan kemudian, supaya kita juga lebih sehat fiskal kita,” ujar Ketua Badan Anggaran DPR Said Abdullah pada Selasa (16/8/2022).