ISLAMTODAY — Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso memberikan komentarnya terkait dokumen grafis berjudul ‘Kaisar Sambo & Konsorsium 303’ yang beredar luas di masyarakat. Dokumen tersebut menurutnya sangat mirp dengan data kepolisian.
“Biasanya memang dikerjakan oleh penyidik untuk gelar perkara,” tutur Sugeng.
Fakta tersebut berdasarkan pengalamannya selama menjadi advokat. Sugeng sering mengikuti kegiatan gelar perkara dari kasus-kasus yang diselidiki oleh kepolisian.
“Mirip, yang dibuat oleh polisi. Datanya cukup lengkap, apalagi dikaitkan dengan kemampuan menarik akses informasi komunikasi di dalam telegram,” ungkap Sugeng.
“Artinya ini kan pihak yang mempunyai keahlian, akses untuk menarik data untuk kepentingan penyelidikan. (Yang punya akses) di sana ada polisi ada juga instansi lain yang tugas penyelidikan”.
Dalam dokumen yang beredar luas di masyarakat ini dimuat nama-nama, foto, lalu pangkat jabatan. Tidak hanya itu nomor handphone juga dicantumkan.
Dugaan sementara dari penyebaran diagram berbentuk flowchart itu ialah untuk ‘menyerang’ kelompok Ferdy Sambo. Sekaligus menunjukan di dalam internal kepolisian terjadi persaingan.
“Saya menduga ini ada persaingan internal juga. Saya punya dugaan begitu (dari internal),” ujarnya.
Dugaan ini berkaitan dengen dimunculkannya beberapa nama yang terlibat dalam kelompok Satgasus MerahPutih yang telah dibubarkan oleh Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Karena bagaimanapun keberadaan satgasus sebelum dibubarkan telah menyebabkan terjadinya kecemburuan di internal kepolisian.
“Karena satgasus juga menimbulkan ada polisi elit mengakibatkan kecemburuan. Walaupun nama-nama itu tidak terkait peristiwa tindak pidananya,” tandasnya.