ISLAMTODAY — Gelombang aksi unjukrasa penolakan kenaikan BBM terus terjadi di berbagai penjuru kota di Indonesia. Mereka berasal dari berbagai elemen masyarakat seperti mahasiswa, buruh, guru honorer, nelayan, sopir angkot, sopir ojek online hingga emak-emak.
Aksi berlangsung di puluhan kota, provinsi se-Indonesia. Beberapa diantaranya ialah Aceh, Lampung, Medan, Padang, Pekanbaru, Bengkulu, Jambi, Pangkalpinang, Banten, Jakarta, Bekasi, Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Cirebon, Semarang, Brebes, Purwokterto, Kebumen, Solo, Sukoharjo, Yogyakarta, Surabaya, Sidoarjo, Banyuwangi, Malang, Jombang, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Gorontalo, Makassar, Palu, Kendari, Mamuju, Mataram (NTB), Sikka (NTT), Ambon, Timika, Sorong, hingga Jayapura.
Para Buruh dalam aksinya di Jakarta menyampaikan empat tuntutannya kepada pemerintah. Empat tuntutan para buruh terdiri atas menolak kenaikan BBM, mendesak pemerintah segera mencabut UU Omnibus Law Cipta Kerja, menuntut kenaikan UMK/UMSK, dan mendesak DPR membentuk Panitia Kerja (Panja) atau Panitia Khusus (Pansus) BBM.
Kelompok buruh mengungkapkan aki unjukrasa BBM ini akan terus berlangsung hingga Desember 2022 mendatang. Puncaknya mereka akan mengadakan unjukrasa besar-besaran yang disertai dengan mogok.
“Aksi akan bergelombang hari Kamis aksi akan bergelombang sampa puncaknyai awal Desember atau akhir November,”kata Said Iqbal pada Selasa 6 September 2022 kemarin.
“(Seruan aksi akan) diturunkan ke Kabupaten Kota, dari serikat buruh daerah diikuti 5 juta buruh, stop produksi semua keluar dari produksi dan dilakukan secara konstitusional dengan pemberitahuan,”jelasnya,
Kelompok massa berikutnya berasal dari mahasiswa. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh HMI MPO Jakarta Selatan dengan dua tuntutannya.
Pertama mendesak Presiden Joko Widodo untuk menurunkan harga BBM bersubsidi.
Kedua, mendesak presiden mencopot Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati.