ISLAMTODAY — Pengamat Sosial dan Politik, Rocky Gerung menanggapi viralnya sosok hacker Bjorka dengan situasi politik pemerintahan suatu negara. Kalau pemerintahan suatu negara itu benar-benar demokratis pasti tidak ada hacker.
“Kalau pemerintahannya sangat demokratis nggak ada hacker di seluruh dunia,” kata Rocky.
Keberadaan Bjorka menjadi tanda bahwa suatu negara tengah menjalankan sistem yang otoritarianisme. Ada sesuatu yang disembunyikan dari rakyat.
“Bjorka merasa ada hal yang disembunyikan oleh kekuasaan,” ujar Rocky.
Rocky lantas menghubungkan kemunculan Bjorka dengan keberadaan Edward Snowden di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2014 silam. Ia muncul di sebuah negara yang dikenal paling demokratis tapi justru banyak melakukan infiltrasi ke negara-negara lainnya di dunia.
Kemunculan Bjorka dan Snowden diibaratkan dengan sosok pahlawan digital.
“Jadi Snowden Effect ini masuk ke Indonesia dan kita menganggap dia pahlawan,” ujar Rocky.
Rocky dalam analisanya menganggap kemunculan Bjorka menandai bahwa Indonesia hari ini mengarah pada pemerintahan yang otoriter.
“Berarti Indonesia sudah sedang akan di dalam arah otoriter sehingga hacker ambil alih,” tandasnya.