ISLAMTODAY — Prediksi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) terhadap Anies Baswedan menang dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) mengundang tanda tanya bagi sejumlah pihak. Prediksi tersebut bahkan diduga merupakan bagian dari skenario untuk menjegal Anies sebagai kandidat calon presiden
Pengamat Sosial dan Politik, Rocky Gerung mengungkapkan bahwa secara ideologis lembaga think tank tersebut lebih dikenal sebagai lembaga penelitian yang cenderung sekuler. Sementara Anies adalah representasi perwakilan dari tokoh Islam yang akan mendapat dukungan dari umat Islam di Indonesia. Rocky menambahkan maksud dari survei CSIS itu adalah sinyal untuk Presiden Jokowi untuk mewaspadai sosok Anies. Bahkan kemungkinan ialah untuk mewaspadai makin meluasnya pengaruh Anies perlu segera dikeluarkan sprindik.
“Supaya Pak Jokowi tahu Anies berbahaya kalau begitu sprindik mesti dikeluarin lebih cepat,” ungkap Rocky dalam Rocky Gerung Official edisi Selasa 27 September 2022.
Rocky juga meminta agar semua pihak memaknai hasil riset CSIS. Ada dua dimensi berbeda mulai dari elektabilitas Anies yang memang unggul serta latar belakang dari lembaga think tank yang berafiliasi dengan lembaga sejenis di sejumlah negara-negara seperti Amerika.
“Membaca CSIS harus membaca dua dimensi, elektabilitasnya dan ideologisnya,” jelas Rocky.
Ia juga mengemukakan tentang politik identitas sebagai efek dari survei tersebut. CSIS sebagai lembaga penelitian yang sudah berdiri sejak era Orde Baru pasti sangat paham bahwa Politik Anies ialah Politik Islam.
“Politik identitas kelihatannya membuat CSIS mengumumkan bahwa Anies menang lawan dengan siapapun,” ujar Rocky.
Rocky juga mewanti-wanti dengan hasil survei CSIS. Ia sangat yakin survei tersebut memiliki motif untuk menjegal Anies agar tidak memperoleh dukungan sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
“Sinyal bahwa Anies mungkin akan dikerjain lebih banyak lagi, mungkin nggak dapet tiket atau ditolak partai politik, macam-macamlah,” tandasnya.