ITD NEWS — Pengamat sosial dan politik, Rocky Gerung menjelaskan situasi darurat dibalik pertemuan antara Presiden RI (2004-2014) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri pada Rabu (21/12/2022). Pertemuan keduanya diduga berkaitan dengan adanya isu penundaan Pemilu 2024 yang makin terlihat.
“Saya kira ini soal penundaan (pemilu) yang makin lama-makin terlihat,” ujar Rocky dalam pernyataanya di Rocky Gerung Official pada Jum’at (23/12/2022).
Rocky mengungkapkan upaya penundaaan pemilu mulai dipropagandakan di daerah-daerah. Agenda tersebut disampaikan langsung oleh tokoh-tokoh politik besar, dengan menggandeng kalangan akademisi baik rektor maupun pakar-pakar hukum tata negara daerah.
“Teman-teman di daerah mengatakan bahwa iya ada sosialisasi penundaan oleh tokoh-tokoh politik besar, termasuk para rektor yang mulai dibujuk termasuk pakar-pakar HTN (Hukum Tata Negara) daerah yang mulai dibujuk untuk mempersiapkan dalil hukumnya bila harus dibatalkan atau harus ditunda,” ujar Rocky.
Ia mengungkapkan sebenarnya tidak ada alasan mendesak dibalik penundaan pemilu. Mulai dari ekonomi padahal pemerintah mengklaim ekonomi Indonesia lebih baik dari sejumlah negara, situasi geopolitik global peran Ukraina-Rusia yang mulai mereda di tengah musim dingin maupun pandemi Covid-19 yang sudah dinyatakan berhasil.
Rocky menduga satu-satunya alasan kuat mengapa wacana penundaan pemilu digaungkan adalah faktor persaingan politik antara jagoan istana dan Anies Baswedan. Hal tersebut tentu menjadi alasan utama mengapa rezim menyuarakan penundaan pemilu.
“Satu-satunya alasan adalah persaingan politik hari ini tidak mungkin dimenangkan oleh calon yang diajukan oleh presiden, terutama Ganjar,” ucap Rocky.
“Jadi alasan pertama adalah alasan kepentingan rezim sendiri,” tandasnya.