ITD NEWS — Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim berusaha membantah tudingan dari sejumlah pihak tentang komitmen pemerintahannya. Ia secara tegas mengatakan komitmennya untuk tidak akan mengakui sekulerisme, komunisme hingga Lesbian, Gay. Biseksual dan Transgender (LGBT).
“Terkadang para politikus ini akan mengatakan bahwa jika Anwar menjadi perdana menteri, Islam akan hancur, sekularisme dan komunisme akan mendapatkan pijakan, dan LGBT akan diakui. Ini khayalan. Tentu tidak akan terjadi dan insya Allah di bawah pemerintahan saya ini tidak akan terjadi,” kata Anwar Ibrahim dilansir dari republika, Ahad (8/1/2023).
Pernyataan Anwar Ibrahim itu untuk menjawab sejumlah tudingan negative yang dialamatkan kepadanya. Salah satunya tentang kediktatoran Anwar Ibrahim.
Sanggahannya juga diusahakannya dengan mengajukan mosi tak percaya di dalam sidang parlemen pada Senin (19/12/2022). Mosi tak percaya untuk menghadapi pihak oposisi yang meragukan legitimasinya sebagai seorang perdana menteri.
“Mosi mosi percaya ini ditentang oleh oposisi. Mereka mengatakan Anwar tidak memiliki dukungan… dan dalam sistem demokrasi, cara terbaik untuk membuktikan adalah melalui mosi percaya atau mosi tidak percaya yang tidak diajukan. Jadi, saya mengajukan ini (mosi) dan Alhamdulillah kami mendapat dukungan kuat. Jadi, pertanyaan saya di mana diktator? Apakah saya melanggar hukum?,” tandasnya.