ITD NEWS — Persoalan antara BUMN asuransi dan nasabah kembali terjadi, setelah kasus Jiwasraya, ASABRI kini giliran Bumiputera. Perusahaan asuransi yang berdiri sejak 1912 itu memiliki tiga produk yaitu asuransi individu, asuransi kumpulan, dan dana pensiun lembaga keuangan (DPLK).
Dilansir dari cnbcindonesia, Rabu (22/2/2023), Bumiputera memiliki utang senilai Rp 32,8 triliun, aset Rp 9,5 triliun dan mengalami selisih defisit Rp 23,3 triliun. Dengan adanya defisit yang tinggi pihak Bumiputera dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat skema rencana penyelamatan keuangan (RPK) salah satu caranya adalah dengan mengurangi nilai klaim hingga 50%.
Kekecewaan pun dirasakan oleh para nasabah Bumiputera yang tergabung dalam Tim Biru. Mereka sangat kecewa dengan kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen Bumiputera.
“Jadi sebenarnya mereka juga sedih. Karena intinya mereka itu sudah bertahun-tahun, tiga sampai empat tahun lalu mereka menanti uang klaim dicairkan. Tetapi kok hasilnya harus dipotong sebanyak 50 persen. Itu yang membuat mereka gak terima,” kata Koordinator Tim Biru, Fien Mangiri dilansir dari idntimes, Selasa (21/2/2023).
Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Anetta Komaruddin mengatakan pihaknya akan meminta penjelasan pada OJK yang memberikan ijin kebijakan RPK Bumiputera. OJK juha harus mengevaluasi implementasi RPK terutama dengan banyaknya penolakan dari para pemegang polis.
“Kami akan mendalami lebih lanjut terkait keputusan OJK yang telah memberikan persetujuan atas RPK AJB Bumiputera,” ujar Puteri.
“Kami mendesak OJK untuk mengevaluasi dan memonitor implementasi RPK ini, terutama dengan memperhatikan gejolak penolakan dari pemegang polis,” tandasnya.
Sementara itu Direktur Utama Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera, Irvandi Gustari mengklaim bahwa kebijakan dalam RPK yang didalamnya mengatur pemotongan nilai klaim adalah opsi terbaik yang bisa dilakukan.
“Hal ini merupakan langkah terbaik yang harus diambil untuk menyelamatkan Pemegang Polis dengan melanjutkan usaha AJB Bumiputera 1912,” ucap Irvan dilansir dari cnbcindonesia, 21 Februari 2023.