ITD NEWS — Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Yandri Susanto menyoroti tingginya angka buta huruf Al-Qur’an di Indonesia. Rendahnya literasi Al-Qur’an ini dinilai sangat menngkhawatirkan dengan status Indonesia sebagai negeri dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia.
“Kami bersama teman-teman terutama ketua umum Lembaga Pembinaan Literasi Al-Quran, kita sadar 72 persen itu angka yang mengkhawatirkan. Bayangkan Indonesia yang mayoritas muslim ternyata ada persoalan serius,” kata Yandri dilansir dari detikcom, Ahad (5/3/2023).
Yandri menambahkan dengan rendahnya literasi Al-Qur’an bagaimana bisa terwujud suatu bangsa dan negara yang baik. Sebagai seorang muslim diharapkan memiliki kiprah dan kontribusi positif kepada negara, hal inilah yang mendorong pentingn dan wajibya membaca Al-Qur’an.
“Bagaimana mau berbangsa dan bernegara dengan baik, kitab suci mereka saja tidak paham,” tegas Yandri Sosialisasi Empat Pilar MPR dan Sarsehan Nasional Pengentasan Buta Aksara Qur’an Nasional di Jakarta, Ahad, 5 Maret 2023, dilansir dari tempoco (5/3/2023).
Dilansir dari republika (17/1/2018) perhatian dan kepedulian pemerintah Indonesia terhadap kasus buta huruf Al-Qur’an sudah terjadi sejak tahun 2012. Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) mulai menggalakan program ‘Gemar Mengaji’ yang dilaunching pada 26 September 2012.
Pada tahun 2018 silam dari hasil riset Institut Ilmu Alquran terungkap bahwa kasus buta huruf Al-Qur’an di Indonesia mencapai 65%. Lebih rendah jika dibandingkan tingkat tingginya buta huruf Al-Qur’an pada tahun 2023.