ITD NEWS — Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Dr. KH. Jeje Zaenudin mengultimatum pemerintah agar menolak keikutsertaan Timnas Israel dalam kejuaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Isu terkait Israel adalah isu yang sangat sensitif bagi rakyat Indonesia, bisa menjadi pemicu munculnya sikap anarki dan kerusuhan sosial.
“Lebih jauhnya membuka peluang dan alasan bagi munculnya kemarahan yang berlebihan dari kalangan masyarakat yang kecewa. Yang bisa saja diprovokasi menjadi tindakan anarkis,” kata Kyai Jeje Zaenudin dilansir dari republika, 16 Maret 2023.
Kyai Jeje Zaenudin mengingatkan adanya peningkatan tensi politik di tahun 2023 jelang Pemilu 2024. Menurutnya pada tahun-tahun ini isu apapun bisa didorong untuk kepentingan politik salah satunya isu paling sensitif terkait Israel.
“Dalam situasi seperti ini, maka masyarakat dan integrasi nasional sepatutnya menjadi prioritas pemerintah. Dengan cara menghindari sikap atau kebijakan yang dapat membelah masyarakat,” ungkap Kyai Jeje Zaenudin.
Ia menambahkan jika Timnas Israel dipaksakan ikut dalam Piala Dunia U-20 pada 20 Mei -11 Juni 2023 mendatang artinya adalah pelecehan sekaligus pelanggaran terhadap UUD 1945. Sebuah pelanggaran dengan mengatasnamakan olahraga yang dikhawatirkan akan merembet pada sejumlah bidang seperti bisnis, maupun pendidikan.
“Maka jika timnas Israel dipaksakan hadir di Indonesia, dengan sangat sederhana masyarakat menilai sebagai pelecehan atau bahkan pelanggaran sengaja terhadap Mukadimah Undang-Undang Dasar kita. Apa arti menolak penjajahan di atas bumi dan tidak membuka hubungan diplomatik, jika dengan alasan olahraga dibolehkan, lalu bagaimana jika kemudian dengan alasan bisnis dan perdagangan, atau pendidikan dan lain sebagainya?,” tandasnya.
Sejuh ini penolakan terhadap keikutsertaan Timnas Israel telah disuarakan oleh sebelas organisasi mulai dari MUI, Muhammadiyah, DDII, BKSAP DPR RI, HMI, Jakmania, Gerakan Boycott, Divestment, and Sanction (BDS) Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Aqsa Working Group, Ikadi, hingga Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI).