ITD NEWS — Ekonom senior memberikan kritik terhadap tren pertumbuhan ekonomi selama periode pemerintahan Presiden Jokowi. Baik itu periode pertama maupun periode kedua.
“(Ekonomi) tumbuh tapi jalan di tempat selama periode pak Jokowi rata-rata cuma 5% targetnya 7% periode pertama dan 6% periode ke-2 tapi sampai kuartal I ini 5,03%,” kata Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri dilansir dari cnbcindonesia, 9 Mei 2023.
Faisal menyayangkan berkurangnya angka pengangguran yang tidak disertai dengan kualitas pekerjaan yang baik. Salah satunya dengan naiknya sektor lapangan kerja informal yanhg dinilai kurang menjamin kesejahteraan para pekerja.
“Oke tumbuh, angka pengangguran turun ada penciptaan lapangan kerja tapi makin tidak bermutu karena yang meningkat penyerapan di sektor informal,” tutur Faisal.
“Pekerja informal kita naik terus. Data Februari sudah 60% lebih itu kan mereka tidak dapat gaji teratur, lembur, macam-macam kualitas rendah artinya mereka rentan,” jelasnya.
Selain itu faktor lainnya yang mendukung rendah dan stagnasi dalam dunia ekonomi ialah rendahnya sumbangan industry ke PDB RI. PDB bahkan cenderung turun menjadi 18%, padahal penerimaan pajak sepertiganya didominasi oleh industry manufaktur.
“Sumbangan industri ke PDB jadi tinggal 18% padahal industri manufaktur penyumbang sepertiga penerimaan pajak jadi penerimaan pajak turun pengeluaran naik defisit naik dan arus utang naik,” tegas Faisal.