(IslamToday ID) – Direktur Studi China-Indonesia Center of Economic and Law Studies (Celios) Zulfikar Rakhmat mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai jebakan utang China. Sudah ada tanda-tanda yang berpotensi akan menjadi jebakan bagi pemerintah Indonesia jika tak hati-hati.
“Pemerintah perlu mewaspadai lantaran ada potensi Indonesia mengarah ke situ (debt trap),” kata Zulfikar dilansir dari inilahcom, 16 Juni 2023.
Dilansir dari tempoco (15/6), Zulfikar memperkirakan jika utang Indonesia ke China nominalnya akan terus naik seiring dengan berjalannya proyek-proyek belt and road initiative atau atau jalur sutra baru Cina di Indonesia. Pada periode tahun 2022 saja utang Indonesia ke China telah tembus diangka Rp 315,1 triliun.
Pada saat yang sama ia juga khawatir terhadap ancaman gagal bayar yang dialami Indonesia. Sejumlah negara yang terlibat dalam proyek jalur sutra baru China telah dinyatakan gagal bayar seperti Sri Lanka dan Zimbabwe.
“Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan risiko terjerat utang. Di antaranya Cina memberikan pembebanan skema kredit yang tinggi,” ungkap Zulfikar.
Salah satu proyek Indonesia-China yang tengah menjadi sorotan ialah proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Proyek pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung itu bahkan mengalami pembengkakan biaya menjadi Rp 114,24 triliun.
Sementara itu dari sisi ekspor, jenis barang yang diekspor Indonesia ke China berasal dari SDA yakni hasil tambang, salah satunya nikel. Jumlah ekspor RI ke China pada tahun 2021 mencapai Rp 961,28 triliun.