(IslamToday ID) – Kebringasan aparat gabungan (TNI, Polri, Satpol PP, dan BP Batam) membuat suasana di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau mencekam. Dalam insiden tersebut bahkan terjadi bentrokan antara warga dan aparat hingga tembakan gas air mata mengenai fasilitas sekolah, SMP 33 Galang dan SD 24 Galang. “Ketika di sekolah, warga dan guru meminta tidak ada penembakan gas air mata karena ada anak SD.
Tiba-tiba [asap gas air mata] sudah sampai di atap sekolah,” kata salah seorang warga Pulau Rempang, Bobi dilansir dari bbcindonesia (7/9/2023). “Kondisi itu membuat anak-anak menangis dan belarian,” jelasnya. Insiden yang terjadi pada hari Kamis (7/9) itu membuat para guru dan siswa lari ke luar sekolah menuju bukit-bukit. Sementara 11 orang siswa dilarikan ke rumah sakit. Warga masyarakat adat dari 16 Kampung Adat Melayu Tua kini hanya sedang berusaha mempertahankan tanah tempatnya tinggal yang telah ditinggalinya sejak tahun 1834. Mereka menolak kedatangan aparat untuk melakukan pengukuran tanah di Pulau Rempang, Batam. Pulau Rempang masuk dalam deretan proyek strategis nasional (PSN) tahun 2023 yakni dengan rencana pembangunan kawasan Rempang Eco City. Ambisi pemerintah untuk menyaingi dua negara tetangganya Singapura, dan Malaysia ini membuat ‘negara’ tega menghadapi rakyatnya dengan gas air mata.