(IslamToday ID) – Presiden, Joko Widodo meminta kepada semua pihak untuk menjaga kondisivitas menjelang Pemilu 2024. Ia menyerukan untuk menolak berbagai tindakan yang memecah belah masyarakat dan bangsa seperti fitnah, hoaks.
“Pemilu 2024 harus dipantau dan dijaga. Kita tolak fitnah, setuju? Kita tolak hoaks, setuju? Kita tolak saling merendahkan, saling menjelekkan, setuju? Dan kita lawan upaya-upaya yang memecah-belah bangsa, setuju?,” kata Jokowi saat menghadiri acara Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa di Surabaya, Jawa Timur pada Ahad (22/10/2023).
Dilansir dari situs resmi bawaslu (2/9/2023), tren penyebaran hoaks berdasarkan pengalaman Pemilu 2019 diprediksikan akan mulai memuncak pada akhir November 2023 sampai awal Februari 2024. Masa kampanye sampai tahapan menjelang pemungutan suara.
“Terkait isu informasi negatif maka tren hoaks dan berita tidak benar ini bisa meningkat. Kalau berkaca 2019, memuncak di April 2019 ketika berakhirnya tahapan kampanye sampai menjelang pemungutan suara. Nah kalau saat ini, bukan tidak mungkin, hoaks itu akan meningkat dan memuncak di akhir November 2023, pada tahapan kampanye sampai pada awal Februari 2024, menjelang tahapan pemungutan suara,” kata Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda.
Bawaslu mencat berdasarkan data yang ada pada 2019 silam, sebanyak 501 isu hoaks menyebar pada saat tersebut dan itu merupakan puncak dari penyebaran hoaks pada gelaran Pemilu 2019. Lebih lanjut, hal ini perlu diantisipasi karena dapat berdampak pada Pemilu yang meliputi muncul dan menguatnya polarisasi di tengah masyarakat; munculnya ketidakpercayaan pada penyelenggara Pemilu; kemudian masyarakat menjadi tidak percaya pada hasil Pemilu yang berakhir pada kekerasan.