IslamToday
No Result
View All Result
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
No Result
View All Result
IslamToday
No Result
View All Result
Puncak Misi Kristen di Kawasan Ternate Abad 16 M
Home Ulas Nusa

Puncak Misi Kristen di Kawasan Ternate Abad 16 M

Sabtu, 05 Okt 2019 • 17:28
Reading Time: 6 mins read
by Islam Today
  • Islam Today

(IslamToday.id) — Pasca berakhirnya perang Salib yang berlangsung sekira 200 tahun lamanya, Bangsa Eropa kemudian memasuki periode renaissance. Masa pencerahan ini membawa arus gelombang kemajuan, khususnya penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus ditambah dengan semangat yang bergelora dalam menjelajahi wilayah-wilayah baru yang belum terjamah untuk mencari kekayaan komoditas perdagangan utama yang selama ini dikuasai bangsa Moor (Islam).

Pada masa awal, Portugis dan Spanyol menjadi dua kerajaan utama yang mengemban misi besar penjelajahan samudera berdasarkan perjanjian Tordesillas. Adapun Hasil perjanjian Tordesillas yang dilaksanakan pada 4 Mei 1493 tersebut, berisi diktum antara lain membagi dunia “baru” untuk dikuasai oleh Portugis dan Spanyol. Perjanjian ini mendapat restu langsung dari penguasa tahta suci Vatikan yang sedang berkuasa pada waktu itu, Paus Alexander VI. Lewat perjanjian ini Paus memberikan salah satu syarat kepada perwakilan Eropa, yakni raja atau negara harus memajukan misi Katolik Roma di daerah daerah yang telah diserahkan pada mereka.

Hingga kedatangan Portugis di wilayah Ternate pada tahun 1512, misi penyebaran agama Kristen Roma masih menjadi salah satu misi wajib yang harus dilakukan. Namun demikian, pada awal kedatangan Portugis ke wilayah, misi Kristen tak serta merta langsung dilaksanakan. Pihak Portugis melalui perwakilannya Fransisco Serrao lebih memilih melakukan konsolidasi perdagangan cengkeh dan lebih banyak membangun sentra-sentra kekuatan militer hingga turut campur dalam urusan politik lokal yang menguntungkan bagi mereka.

Setelah lebih dari 20 tahun berjalan, benteng-benteng Portugis telah berdiri kokoh, superioritas politik juga telah dicapai. Oleh karena itu, baru pada tahun 1534 M ketika Tristiao de Atyde dilantik sebagai Gubernur Portugis di wilayah Maluku, misi kristenisasi dimulai. Program-program penginjilan pun mulai di-intensifkan, berbagai cara dilakukan baik dengan pendekatan sosio kultural maupun dengan pendekatan politik dan militer. Sebagai gambaran tentang keberhasilan kristenisasi di kawasan Ternate periode tahun 1534 hingga 1570 maka bisa kita lihat kesuksesan mereka di wilayah Moro dan Bacan.

Seperti diketahui sebelumnya, bahwa kawasan kepulauan Maluku terdapat beberapa kerajaan Islam yang masing-masing memiliki kedaulatan dan saling bersaing dalam hal eksistensi kerajaan. Wilayah Kerajaan Moro  yang berada di kawasan Halmahera Utara adalah penghasil beras terbesar di Maluku dan oleh karenanya Kesultanan Ternate sebagai kerajaan yang memiliki pengaruh besar telah berhasil menguasai wilayah Moro dan menjadikan daerah ini sebagai lumbung pangan yang menyuplai kebutuhan pangan kota Ternate. Dengan strategisnya posisi Moro dan potensi alamnya yang luar biasa, ternyata Moro juga diincar Kerajaan Jailolo.

Pada suatu hari, keadaan yang tidak menentu ini dituturkan Raja Tioliza sebagai penguasa Moro kepada Gonsalo Veloso, seorang pedagang Portugis yang mengunjungi  Mamuya (ibukota Moro) untuk mendapatkan stok pangan. Pedagang Portugis itu menasehati Raja Moro agar beralih ke agama Kristen dan  meminta pelindungan tentara Portugis. Ketika Veloso kembali ke Ternate, Raja Moro mengirim beberapa  orang  untuk melaporkan situasi Moro kepada Gubernur Portugis dan menyampaikan keinginan mereka memeluk agama Kristen. Gubernur Triastao de Atayde menyambut hangat dan menerima permohonan mereka. Para utusan yang diterima di Benteng Gamlamo itu kemudian dibaptis sebelum bertolak kembali ke Moro.

Baca JugaPostingan Lainnya

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Gamlamo

Setiba kembali di Mamuya, para utusan itu melaporkan semua sambutan yang mereka peroleh di Ternate. Setelah menerima laporan, Raja Moro mengundang para bobato-nya dan membahas laporan utusan mereka yang kini telah memeluk Kristen. Diputuskan bahwa Raja dan para bobato akan segera ke Ternate untuk dibaptis.

Selang beberapa pekan kemudian, Raja Moro dan bobato-nya berikut beberapa  pengiring telah berada di dalam Benteng Gamlamo serta diterima Gubenur Atayde dan para misionaris. Dalam suatu upacara megah, Raja Moro yang mengenakan pakaian bangsawan Portugis pemberian Atayde – berikut para bobato dan pengiringnya dibaptis oleh Frater Simon Vaz. Raja Moro memperoleh nama baptis Don Joao de Mamuya. Dengan pembaptisan ini, Raja Moro menjadi merasa aman karena ibukota kerajaannya akan memperoleh bantuan pasukan Portugis untuk menangkal serangan-serangan orang Ternate yang bermukim di Galela dan beragama Islam. Beralihnya Raja Moro ke dalam agama Kristen segera diikuti rakyat di ibukotanya, Mamuya, dan terbentuklah komunitas Kristen pertama di kerajaan Moro di kota itu.

Berita pembaptisan Raja Moro segera menyebar ke Morotia dan Morotai. Sangaji Tolo, pemimpin sebuah pemukiman terbesar Moro yang terletak kira-kira 5 kilometer di Selatan Mamuya, segera mengikuti jejak rajanya dan beserta beberapa pengiringnya berangkat ke Gamlamo untuk dibaptis. Ia kemudian dikenal dengan nama baptis Don Atayde de Tolo.

Misi katolik di Gamlamo lalu mengutus Frater Simon Vaz ke Mamuya dan Tolo. Simon Vaz berhasil ‘merombak’ tradisi orang-orang Morotia dan merekonstruksinya dengan iman Kristiani. Untuk kebutuhan rohani umatnya, dua buah gereja dibangun di Mamuya dan Tolo. Sampai pada tahun 1535, selain di Mamuya dan Tolo, pusat-pusat Kristen telah berdiri di Cawa, Samafo, Pune, Loqui (Aru), Sugala, Cunialonga (Lolonga), Todoku (Tutumaloleo) dan Bisoa  semuanya berada  di kawasan Morotia. Sementara di Morotai, pusat-pusat serupa terdapat di Sakita, Mira, Sopi, Cio, Hapo, Wayabula, Pilowo, dan Rao.

Selang beberapa tahun, datanglah Francis Xaverius mengunjungi Moro pada taun 1546, disana tercatat sudah terdapat 29 komunitas Kristen. Akan tetapi, melalui usaha yang dilakukan Xaverius kemudian pada tahun 1562 komunitas Kristen telah bertambah menjadi 36, bahkan tiga tahun kemudian bertambah menjadi 46 sampai 49 komunitas Kristen. Tiap komunitas terdiri dari 7.000-8.000 jiwa yang berasal dari satu hingga dua kelompok desa. Hal ini berarti jumlah orang yang telah dikonversi di Moro sampai tahun 1562 mencapai 39.000 orang.

Tiap komunitas memiliki gereja sendiri, serta  mereka  telah memiliki pengetahuan tentang hari-hari ibadah. Misalnya hari minggu, hari Natal, dan hari raya Paskah. Herbert Jacobs S.J. mencatat bahwa tahun 1552 terdapat 35.000 orang dari 29 desa. Kemudian empat tahun kemudian jumlah itu bertambah menjadi 55.000 orang dari 75 pemukiman. Selama kunjungan hanpir empat bulan di Moro, Francis Xavier membaptis 3.000 jiwa, anak-anak dan orang dewasa. Dalam catatan lain disebutkan ketika Francis Xaverius datang ke wilayah Moro tahun 1546, telah terjadi konversi besar-besaran di Moro dengan 2.000 orang dalam sepekan saja.

ADVERTISEMENT

Sementara itu di daerah Bacan, orang-orang Jesuit Portugis berhasil mengkristenkan Sultan  Alauddin I yang dibaptis pada bulan Juli 1557 dan berubah nama menjadi  Don Joao de Kasiruta. Selain, Sultan Alaudin dibaptis pula Sangaji Kasiruta dan Labuha bersama mereka juga turut di konversi lebih dari 300 penduduk Bacan.

Sama seperti raja Portugis dan raja Moro, putera Alauddin I, bernama Tanjung menikah dengan Sultan Khairun. Itulah sebabnya, Sultan Khairun bersama dengan anaknya Baabullah selalu meminta kepada Alauddin I untuk sadar dan segera kembali ke agama Islam. Dan bahkan Sultan Baabulah memberikan sebuah ultimatum yang sangat tegas kepada agar segera kembali ke Islam. Dan itu berhasil. Hanya saja sebagian rakyat tidak melakukan rekonversi ke Islam, tetapi sebagian kembali ke Islam. Karena banyak orang-orang penting Bacan yang berhasil dikonversi oleh Portugis ke agama Kristen, maka di tahun 1571 Baabulah mengeluarkan maklumat pelarangan misi Jesuit di seluruh wilayah Ternate, di saat itu pula misi kristenisasi berakhir.

peta kartografi maluku tahun 1640

Dari beberapa pengamatan oleh ahli-ahli sejarah kristenisasi di Maluku, keberhasilan misi konversi agama oleh Portugis di kawasan Ternate dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: 

Pertama, adanya bantuan keamanan untuk menangkal ancaman kerajaan-kerajaan besar, seperti Penguasa Moro yang melakukan konversi karena mengharapkan bantuan Portugis untuk melindungi Moro dari ekspansi Jailolo dan Ternate.

Kedua adalah dengan keberhasilan membaptis para penguasa, maka rakyat juga berbondong-bondong mengikuti keyakinan  rajanya.

Ketiga, adalah  hubungan pernikahan. Waktu itu, banyak orang-orang Portugis yang menetap di Ternate mengambil istri perempuan-perempuan lokal untuk dinikahi, maka secara otomatis mereka akan berpindah agama mengikuti keyakinan suami. Banyaknya perempuan Ternate yang mau dinikahi oleh orang-orang Portugis, selain karena faktor ekonomi juga adanya faktor gengsi, sehingga bagi mereka yang menikah dengan orang Eropa menganggap dirinya telah naik derajat sosialnya.

Keempat, adanya ketakutan penduduk lokal kepada roh-roh jahat seperti suwanggi, puntiana, meki yang selalu mengganggu manusia, dengan mendatangi para Frater, mereka biasa diberi beberapa doa dan ramuan tertentu untuk mengusir roh jahat tersebut.

Kelima, pengobatan atas penyakit yang sulit disembuhkan oleh dukun-dukun setempat.

Penulis: Muh Sidiq HM

Editor: Tori Nuariza

Sumber:

K. Subroto, Pengepungan Benteng Portugis, Kekalahan Super Power Portugis Oleh Jihad Baabullah Di Ternate. Syamina Edisi 10 Juli 2016

M. Adnan Amal, 2007; Kepulauan Rempah-Rempah Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, Makassar. Pukat

Share :
Tags: gonsalo velosohalmaheraJailolojesuit portugisKesultanan Ternatekristenisasi ternateMisi Kristen di Ternatemoropenginjilanperjanjian TordesillasPuncak Misi Kristen di Kawasan Ternate Abad 16 MSultan AlaudinSultan BaabullahSultan KhairunTristiao de Atyde

Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA
Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA

Ahad, 03 Okt 2021 • 21:30
ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR
Jejak Peradaban

ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR

Senin, 20 Des 2021 • 07:44
JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12
Jejak Peradaban

JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12

Selasa, 14 Sep 2021 • 22:00
KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA
Jejak Peradaban

KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA

Rabu, 01 Sep 2021 • 19:31
“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”
Jejak Peradaban

“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”

Sabtu, 31 Jul 2021 • 17:09
Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus
Jejak Peradaban

Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus

Jumat, 02 Jul 2021 • 21:18

Related Posts

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Senin, 28 Agu 2023 • 17:39
Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Senin, 10 Jul 2023 • 11:43
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Selasa, 14 Jun 2022 • 06:20
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jumat, 10 Jun 2022 • 22:00
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Kamis, 09 Jun 2022 • 22:00
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

Rabu, 01 Jun 2022 • 22:00

Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia
Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Senin, 28 Agu 2023 • 17:39
Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau
Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Senin, 10 Jul 2023 • 11:43
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau
Ulas Nusa

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Selasa, 14 Jun 2022 • 06:20
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan
Ulas Nusa

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jumat, 10 Jun 2022 • 22:00
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947
Ulas Nusa

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Kamis, 09 Jun 2022 • 22:00
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Ulas Nusa

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

Rabu, 01 Jun 2022 • 22:00

Nasional

Satgas Damai Cartenz Usut MeninggalnyaPegawai Honorer di Yahukimo, Dugaan Mengarah ke Kelompok Bersenjata

2 jam ago
0

ASEAN di Persimpangan: Negosiasi Tarif AS & Bayangan Pengaruh China

ASEAN di Persimpangan: Negosiasi Tarif AS & Bayangan Pengaruh China

2 jam ago
0

Lee Jae-myung Menangi Pilpres Korsel, Kim Min-soo Mengaku Kalah

Korsel Beri Bantuan Uang Tunai ke Warganya 21 Juli, Keluarga Hampir Miskin Dapat Bantuan Tambahan

2 jam ago
0

Ilustrasi kekerasan seksual terhadap perempuan. Foto: Doc. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).

Komisi XIII DPR Minta LPSK Maksimalkan Perannya Dalam Lindungi Perempuan dan Anak

2 jam ago
0

31 Tentara Israel Tewas Akibat Tembakan Kawan Selama Serangan Darat di Gaza

31 Tentara Israel Tewas Akibat Tembakan Kawan Selama Serangan Darat di Gaza

3 jam ago
0

BNPT Sebut Radikalisme dan Teroisme Bukan Monopoli Satu Agama

BNPT: Jemaah Islamiyah Tinggal Sejarah, Negara Hadir Membina Eks Anggota

3 jam ago
0

Next Post
Kiprah Fatahillah Melawan Upaya Pendudukan Portugis di Sunda Kelapa

Kiprah Fatahillah Melawan Upaya Pendudukan Portugis di Sunda Kelapa

IslamToday

No Result
View All Result

Kategori

  • Analisis
  • Bingkai
  • Documentary
  • Histori
  • Infografis
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Nasional
  • onReport
  • Qur'an Quote
  • Smartizen
  • Ulas Nusa

Connect With Us

Facebook Instagram Youtube Youtube
Twitter
TikTok
VK

Pos-pos Terbaru

  • Satgas Damai Cartenz Usut MeninggalnyaPegawai Honorer di Yahukimo, Dugaan Mengarah ke Kelompok Bersenjata
  • ASEAN di Persimpangan: Negosiasi Tarif AS & Bayangan Pengaruh China
  • Korsel Beri Bantuan Uang Tunai ke Warganya 21 Juli, Keluarga Hampir Miskin Dapat Bantuan Tambahan

© 2019 - 2022 Islam Today All Right Reserved

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Karir
  • Aplikasi
  • ←
  • Custom channel Custom Link