IslamToday
No Result
View All Result
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
  • Today
  • Nasional
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Qur’an Quotes
  • Mozeik
No Result
View All Result
IslamToday
No Result
View All Result
10 Juni 1947, Peran Haji Agus Salim dan Liga Arab Dalam Perjuangan Kemerdekaan RI

Haji Agus Salim di Mesri Misi Diplomasi Pengakuan Kedaulatan dan Kemerdekaan Indonesia

Home Ulas Nusa

10 Juni 1947, Peran Haji Agus Salim dan Liga Arab Dalam Perjuangan Kemerdekaan RI

Ahad, 20 Jun 2021 • 21:45
Reading Time: 4 mins read
by Islam Today
  • Islam Today

ISLAMTODAY — Momentum tanggal 10 Juni, sudah selayaknya diperingati negeri ini sebagai peristiwa Hari Kebangkitan Diplomasi RI atau hari Diplomasi Republik Indonesia. Pada hari itu 74 tahun yang lalu Indonesia berjuang di Mesir demi datangnya sebuah pengakuan untuk negeri yang baru diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.

Pada momentum bersejarah ini Haji Agus Salim selaku Ketua Tim Diplomasi Timur Tengah didampingi oleh tiga pejabat RI. Mereka memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam menyukseskan misi diplomasi seperti Dr. Nazir Sutan Pamuntjak (ahli hukum), HM Rasyidi (lulusan Mesir yang ahli Agama dan bahasa Arab), dan AR Baswedan (Wartawan Senior).

Maka sejak 10 Juni 1947 Mesir dan Indonesia resmi menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama. Hal ini ditandai dengan penandatanganan dokumen The Treaty of Friendship and Cordiality oleh kedua Menteri Luar Negeri (Menlu) Haji Agus Salim (RI) dan Menlu (Perdana Menteri) Mesir, Mahmoud Fahmi Nokrasyi Pasha.

Penandatanganan perjanjian ini sekaligus menandai dimulainya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Mesir. Turut hadir dan menjadi saksi ialah Konsul Jenderal Mesir di Mumbay, Mohammad Abdul Mun’im.

Bukti adanya pengakuan kedaulatan Indonesia secara de facto dan de jure Indonesia ini terdapat dalam dokumen arsip negara Mesir. Dokumen negara Mesir menyebutkan bahwa pada tanggal 10 Juni 1947, rapat kabinet memutuskan untuk memberikan pengakuan kedaulatan Indonesia.

Keputusan ini bermula dari adanya nota (surat) dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang dikirim pada 22 Mei 1947. Kemenlu Mesir dalam suratnya meminta agar pemerintah memberikan pengakuan atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.

Baca JugaPostingan Lainnya

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Lika-Liku Diplomasi

Upaya Indonesia untuk bisa menjalin hubungan diplomatik dengan Mesir membutuhkan waktu yang cukup panjang. Rombongan Indonesia yang dipimpin Haji Agus Salim ini lebih dulu bertolak ke Mumbai (Bombay) pada 16/17 Maret 1947.

Perjalanan Tim Diplomasi Timur Tengah ini rupanya bertepatan dengan forum internasional, Konferensi Antar Asia yang berlangsung di New Delhi (24 Maret 1947). Haji Agus Salim beserta rombongan diplomasi yang tiba sehari sebelum acara (23/3) pun lebih dulu hadir dalam forum tersebut.

Pada forum yang dihadiri oleh 250 utusan dari 32 negara tersebut Haji Agus Salim berpidato tentang perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Pada forum tersebut secara tersirat membuktikan bahwa kehadiran Indonesia diterima dengan baik oleh para delegasi dari berbagai negara yang hadir.

Tim diplomasi Timur Tengah yang terdiri atas empat orang itu akhirnya tiba di Kairo pada 10 April 1947. Kisah ini kemudian diabadikan oleh AR Baswedan yang dikutip oleh Lukman Hakiem dan dimuat di Republika (10/7/2020).

AR Baswedan mengisahkan bagaimana proses pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas imigrasi Mesir di Bandara. Pada saat itu rombongan diplomasi negara yang baru beberapa tahun merdeka tidak mampu menunjukan surat yang disebut sebagai ‘paspor’.

Rombongan hanya mampu menunjukan sepucuk surat yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia. Dalam surat tersebut hanya tertulis keterangan, “Surat Keterangan Dianggap sebagai Paspor”.

Untuk memperjelas status siapa mereka Haji Agus Salim pun berkata kepada petugas imigrasi, “Mission Diplomatique dari Indonesia, sebuah negara baru di Asia.”

Bahkan karena nama Indonesia belum familiar di telinga mereka, mereka akhirnya bertanya, “Are you Moslem?”. Tentu saja pertanyaan ini langsung dijawab mereka serempak, dengan berkata, “Yes!”.

Setibanya di Mesir Haji Agus Salim beserta rombongan rupanya tidak langsung bisa bertemu dengan Raja Mesir, Raja Farouk beserta PM Mesir, Mahmoud Fahmi Nokrasyi Pasha. Ia bahkan lebih dulu melakukan jumpa pers, pada acara ini dibagikanlah naskah UUD 1945 yang telah ditulis langsung oleh Haji Agus Salim dalam bahasa Inggris.

Pada forum jumpa pers tersebut Haji Agus Salim menjelaskan pula bagaimana perjuangan bangsa Indonesia demi meraih kemerdekaan. Ia juga dengan sangat luwes berdialog dengan para wartawan yang hadir.

Mufti Besar Palestina Syekh M Amin Husaini dan Muhammad Ali Taher, Pemimpin Palestina berhasil lolos ke Kairo dari penangkapan sekutu Eropa dapat perlindungan Raja Mesir Farouk

Liga Arab

Pimpinan Liga Arab yang kala itu dijabat oleh Mesir, berusaha menunaikan amanah keputusan Liga Arab yang ditetapkan pada 18 November 1946.

Abdurrahman Azzam Pasya (Sekjend Liga Arab) sekaligus tokoh berpengaruh di Mesir melakukan berbagai cara guna mewujudkan dukungan resmi mereka kepada Indonesia.

Ia dengan serius mencari tahu informasi dan bagaimana kondisi Indonesia, sebab informasinya tentang Indonesia diakuinya sangat terbatas.

“Saya akui bahwa ketika ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Liga Arab pada 1945, saya tidak tahu banyak tentang Indonesia. Pengetahuan saya mengenai Indonesia sangat terbatas. Tidak lebih dari yang saya baca dari buku-buku atau koran-koran internasional,” kata Azzam yang tercantum dalam buku terbitan KBRI Kairo, Jauh di Mata Dekat di Hati, Potret Hubungan Indonesia-Mesir.

“Saya kumpulkan semua laporan yang masuk ke meja saya soal perang perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia yang sekarang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta melawan Belanda. Saat itu jumlah penduduk Indonesia sekitar 70 juta jiwa.”

Abdurrahman Azzam yang saat itu telah mendengar seruan dari Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini (September 1944) dan Pengusaha Media asal Palestina yang tinggal di Mesir, Muhammad Ali Al-Taher terus berupaya melakukan berbagai cara untuk menggali informasi tentang Indonesia.

Salah satunya meminta bantuan kepada Duta Besar Belanda di Kairo. Namun permintaan Azzam tidak segera disambut baik Belanda, mereka berusaha menggagalkan perjuangan diplomasi Indonesia tersebut.

Belanda saat itu melalui Wakil Dagangnya Graaf W. C. van Rechteren Limburg dan Cornelis Adriaanse berusaha menggagalkan upaya Indonesia dengan melobi PM Mesir, Mahmoud Fahmi Nokrasyi Pasha.

Kisah diplomasi yang sempat penuh ketidakpastian bagi Indonesia digambarkan dalam sebuah film berjudul Moonrise Over Egypt (2018). Upaya Belanda cukup berhasil dengan ditundanya pengakuan kedaulatan untuk Indonesia hingga bulan Juni 1947.

Pertemuan dengan para petinggi Mesir pun harus menunggu waktu hingga tiga bulan lamanya. Pertemuan resmi dengan para pejabat Mesir ini bahkan baru terselenggara atas bantuan Konsul Jenderal Mesir di India, Mohammad Abdul Mun’im.

ADVERTISEMENT

Suksesnya pertemuan antara Indonesia dan Mesir ditandai dengan keputusan kabinet Mesir untuk mendukung Indonesia. Berita keputusan kabinet ini banyak menghiasi koran-koran di Mesir pada 9 Juni 1947.

Atas bantuan Mohammad Abdul Mun’im tersebut pada 10 Juni 1947 kedua negara resmi tandatangani perjanjian diplomatiknya.

Usai berjuang mendapatkan dukungan dari Mesir, Haji Agus Salim melanjutkan perjalanan ke sejumlah negara anggota Liga Arab seperti Suriah, Yaman, Irak, Arab Saudi, Lebanon dan Afganistan.

Penulis: Kukuh Subekti

 

 

Share :
Continue Reading
Tags: Abdurrahman Azzam Pasya Sekjend Liga ArabAR BaswedanCornelis AdriaanseGraaf W. C. van Rechteren LimburgHaji Agus SalimHari Diplomasi Republik IndonesiaHari Kebangkitan Diplomasi RIHM RasjidiHM Rasyidii Dr. Nazir Sutan PamuntjakKetua Tim Diplomasi Timur TengahKonferensi Antar AsiaKonsul Jenderal Mesir di MumbayLiga ArabMahmoud Fahmi Nokrasyi PashaMohammad Abdul Mun’imMufti Besar PalestinaMuhammad Ali Al-Taherpengakuan kedaulatan IndonesiaPengakuan Kemerdekaan RI di Timur TengahRaja FaroukSejarah Hubungan Indonesia MesirSekretaris Jenderal Liga Arab pada 1945Surat Keterangan Dianggap sebagai PasporSyekh Muhammad Amin Al-HusainiThe Treaty of Friendship and Cordiality

Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA
Jejak Peradaban

IMAM ABU HANIFA, MUJTAHID YANG TEGUH DI HADAPAN PENGUASA

Ahad, 03 Okt 2021 • 21:30
ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR
Jejak Peradaban

ATH-THABARI, ULAMA & GURU PARA MUFASSIR

Senin, 20 Des 2021 • 07:44
JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12
Jejak Peradaban

JEJAK KETURUNAN ABBASIYAH DI NUSANTARA | EKSPEDISI AL QURAN EPS 12

Selasa, 14 Sep 2021 • 22:00
KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA
Jejak Peradaban

KEMAJUAN INDUSTRI TEKSTIL AWAL ISLAM | JEJAKNYA HINGGA NUSANTARA

Rabu, 01 Sep 2021 • 19:31
“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”
Jejak Peradaban

“Madinatussalam” Baghdad, Kota Kosmopolitan, “Jantung Peradaban Dunia”

Sabtu, 31 Jul 2021 • 17:09
Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus
Jejak Peradaban

Komplek Makam Mahligai, Jejak Islamisasi di Barus

Jumat, 02 Jul 2021 • 21:18

Related Posts

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Senin, 28 Agu 2023 • 17:39
Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Senin, 10 Jul 2023 • 11:43
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Selasa, 14 Jun 2022 • 06:20
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jumat, 10 Jun 2022 • 22:00
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Kamis, 09 Jun 2022 • 22:00
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

Rabu, 01 Jun 2022 • 22:00

Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia
Ulas Nusa

Mengenal Sosok Sayyid Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi atau Habib Cikini Di Tanah Batavia

Senin, 28 Agu 2023 • 17:39
Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau
Ulas Nusa

Jejak Dakwah dan Islamisasi Syekh Ibrahim Mufti di Minangkabau

Senin, 10 Jul 2023 • 11:43
7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau
Ulas Nusa

7 Makanan Khas Minang, Jejak Islamisasi Minangkabau

Selasa, 14 Jun 2022 • 06:20
Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan
Ulas Nusa

Jejak-jejak Ilmuwan Islam Masa Keemasan

Jumat, 10 Jun 2022 • 22:00
Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947
Ulas Nusa

Tiga Tokoh Islam dibalik Misi Diplomasi Indonesia-Mesir Tahun 1947

Kamis, 09 Jun 2022 • 22:00
Para Ulama Dibalik Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Ulas Nusa

Misteri Hilangnya Naskah Pidato Ki Bagus Hadikusumo dari Buku Risalah Sidang BPUPKI

Rabu, 01 Jun 2022 • 22:00

Nasional

Menteri Maman Dorong UMKM Naik Kelas dan Menjadi Pilar Utama Ekonomi Indonesia

2 jam ago
0

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (depan kiri) bersama Wamensos Agus Jabo Priyono (depan kanan) saat konferensi pers setelah menutup kegiatan Retret Kepala Sekolah Rakyat Tahap II di Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Kemensos, Jakarta, Sabtu (5/7/2025). Foto: Istimewa

Gus Ipul: Sekolah Rakyat Dimulai 14 Juli, 1.469 Guru Siap Mengabdi di 100 Titik

3 jam ago
0

Polri Pamerkan Robot Anjing pelacak atau Robot Dog K9 saat HUT Bhayangkara ke-79 di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025). Foto: IslamToday/Naufal Faris Mu'adz

Kapolri Soal Pameran Robot di HUT Bhayangkara: Anggarannya Gak Pake Anggaran, Orang Uji Coba

4 jam ago
0

Kapolri Listyo Sigit Prabowo saat diwawancarai di GOR Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur, Ahad (6/7/2025). Foto: Istimewa

Kapolri Bercanda Saat Ditanya Calon Wakapolri Baru

5 jam ago
0

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung (kedua dari kanan) & Wagub Rano Karno (tengah), dalam acara Festival budaya bertajuk Jakarta Dalam Warna, yang dihelat di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Ahad (6/7/2025). Foto: Istimewa

Gubernur Pramono & Wagub Rano Komit Bangun Jakarta Berwajah Budaya Betawi

8 jam ago
0

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai, saat ditemui awak media di Kantor Kementerian HAM, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025). Foto: IslamToday/Noval Nurhadi.

Natalius Pigai Tolak Usulan Stafsus Ihwal Penangguhan Penahanan Tersangka Pembubaran Retret

11 jam ago
0

Next Post
Tolak Pelemahan KPK, BEM UNS & Aliansi SEMARAK Tuntut Presiden Bertanggung Jawab

Tolak Pelemahan KPK, BEM UNS & Aliansi SEMARAK Tuntut Presiden Bertanggung Jawab

IslamToday

No Result
View All Result

Kategori

  • Analisis
  • Bingkai
  • Documentary
  • Histori
  • Infografis
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Nasional
  • onReport
  • Qur'an Quote
  • Smartizen
  • Ulas Nusa

Connect With Us

Facebook Instagram Youtube Youtube
Twitter
TikTok
VK

Pos-pos Terbaru

  • Menteri Maman Dorong UMKM Naik Kelas dan Menjadi Pilar Utama Ekonomi Indonesia
  • Gus Ipul: Sekolah Rakyat Dimulai 14 Juli, 1.469 Guru Siap Mengabdi di 100 Titik
  • Kapolri Soal Pameran Robot di HUT Bhayangkara: Anggarannya Gak Pake Anggaran, Orang Uji Coba

© 2019 - 2022 Islam Today All Right Reserved

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Karir
  • Aplikasi
  • Custom channel Custom Link