ISLAMTODAY ID— Karya intelektual ulama Aceh, Syaikh Muhammad Thahir al-Jawi al-Asyi berupa Kitab Majmuah al-Masail al-Fiqhiyah menjadi saksi penting. Kitab tersebut menjadi saksi kedekatan relasi antara ulama Aceh dan penguasa wilayah Maldives.
Kitab yang ditulis pada akhir abad ke-19 itu sebagai hadiah untuk Sultan Maldives, Sultan Haji Muhammad Imaduddin VI Iskandar. Ia adalah penguasa Maldives yang berkuasa antara tahun 1893 hingga 1902.
Kitab yang tersimpan di Masjidil Haram itu terdiri atas satu bendel naskah. Isinya memuat kumpulan fatwa dari para ulama ahli fiqih bermazhab Syafi’i.
Dalam kitab yang tersimpan di Perpustakaan Masjidil Haram atau Maktabah al-Haram al-Makki itu terdapat keterangan yang berbunyi:
“Telah selesai kitab dari permasalahan-permasalahan fikih. Pemiliknya adalah Tuan Kita yang allamah dan fahhamah, yang masyhur nan cerdas, yang mencintai para fakir miskin, ialah Tuan Kita Sultan Hasan Nuruddin anak dari Sultan Hasan ‘Izzudin, semoga Allah mengampuninya dan kedua orang tuanya. Penulisnya adalah seorang yang fakir lagi hina, yang remeh, lemah, dan banyak dosa, ialah Muhammad Thahir orang Jawi (Nusantara) dari Aceh (Asyi) negerinya.”
Berdasarkan kutipan naskah di atas menunjukkan jika kedua tokoh tersebut diperkirakan hidup sezaman. Hal ini terlihat dengan adanya penyebutan ‘Tuan Sultan Kami’ atau maulana al-sulthan.
A.Ginanjar Syaban dalam Mahakarya Islam Nusantara, Kitab Naskah, Manuskrip dan Korespondensi Ulama Nusantara menjelaskan bahwa Sultan Sultan Imaduddin VI memiliki nama asli Sultan Nuruddin. Ia putera dari Sultan Hasan Izzuddin, putera Sultan Imaduddin IV.
Sultan Imaduddin VI merupakan penguasa Kepulauan Maldives, sebuah kepulauan di Samudera Hindia. Wilayahnya terdiri atas 1000 pulau kecil dengan karang-karangnya yang indah.
Ia juga dikenal memiliki keahlian dalam sejumlah bahasa asing seperti Urdu, Persia dan Arab. Semasa hidupnya ia dikenal sebagai sultan yang mencintai ilmu dan menghormati ulama.
Selain itu, menurut keterangan Syaikh Muhammad Thahir al-Jawi al-Asyi, Sultan Imaduddin VI juga merupakan sosok yang pengetahuan luas.
Kekuasaanya berakhir akibat diturunkan paksa oleh penjajah Inggris. Setelah itu, ia tinggal di Kairo hingga wafatnya pada 30 September 1932, Kairo, Mesir.
Penghasil Karang dan Jalur Strategis Pelayaran
Letak Kesultanan Maldives yang berada di perairan Samudera Hindia, kawasan barat daya daratan India atau dekat Sri Lanka itu sangat strategis dalam dunia pelayaran kuno. Bahkan Maldives dikenal sebagai penghasil karang sebagai mata uang kuno, money cowrie terbaik di dunia.
Islamisasi di wilayah yang kini disebut Republik Maladewa ini dilakukan sejak tahun 1153 oleh Abul Barakat Yoosuf Al Barbary asal Afrika Utara. Penguasa muslim pertama Maldives bernama Sultan Muhammad Ibnu Abdulla.
Agama Islam ditetapkan sebagai agama resmi negara. Setiap tanggal 1 Rabbiul Awwal ditetapkan sebagai hari nasional Republik Maladewa.
Penulis: Kukuh Subekti