ISLAMTODAY ID— Motif hiasan dinding dalam sejarah peradaban Islam memiliki ciri khas tersendiri. Jejak-jejak awal Islam ini bisa kita jumpai dalam berbagai artefak peninggalan sejarah Islam dalam hiasan dinding era Umayyah dan Abbasiyah.
Seni hiasan dinding pada awal Islam sedikit banyak terinspirasi oleh kesenian pra-Islam. Motif-motif geometris, tumbuhan yang disusun dengan pola dekoratif.
Hiasan masjid-masjid era Daullah Umayyah periode tahun 622 M sampai 750 di Damaskus, misalnya. Bangunan-bangunan masjid dan istana diberi hiasan yang indah dan mengagumkan.
“Masjid Al Aqsa, Kubah Batu (Dome of the Rock) di Jerusalem, Masjid Raya Damaskus, adalah contoh nyata dalam penerapan pola-pola hiasan ini,” ungkap Febri Yulika dalam Jejak Seni dalam Sejarah Islam.
Hiasan dinding pada bagian dinding masjid dan istana era Umayyah itu terinspirasi oleh seni yang berkembang era di Mesopotamia, Romawi, Byzantium, Yunani hingga Syiria.
Gambaran dari keindahan seni inilah yang kini menghiassi dinding-dinding masjid, tiang bangunan, mihrab hingga lengkung ruang portal diberi hiasan motif tumbuhan palma, hingga hiasan geometris (persegi, lingkaran, segitiga dll).
Era Abbasiyah
Perkembangan seni juga terjadi pada masa Abbasiyah. Seni era Abbasiyah sangat terpengaruh oleh seni hias yang berkembang di Samara dan Mesopotamia.
Salah satu hiasan khas era Abbasiyah ialah stucco, seni mengukir dinding tembok yang dilapisi batu kapur. Sebuah kesenian yang dulunya berkembang pada masa Byzantium dan Persia kuno.
Keindahan seni hiasan stucco ini bisa kita jumpai di Varakhsa, dekat Bukhara. Biasanya digunakan sebagai penghiasan mihrab masjid.
Pada era Abbasiyah seni hiasan geometris digunakan untuk memperindah bangunan istana. Hiasan geometris ini berkembang pada di Samara dan Turki pada abad ke-8-10 M.
Pola hiasan geometris ini juga berkembang hingga benua Afrika. Bangunan Masjid Agung Kairouan (670 M), Tunisia misalnya, memuat berbagai motif baik geometris maupun tumbuhan.
Masjid Ibnu Tulun (879 M) di Mesir sebuah masjid yang dibangun atas perintah Gubernur Abbasiyah di Mesir, Ahmad Ibn Tulun. Masjid ini menggunakan pola geometris awal periode Islam dengan motifnya yang sangat sederhana.
Perkembangan seni hias pola geometris akhir digunakan pada saat pembangunan istana Abbasiyah di Baghdad dan Madrasah Mustansiriyeh. Keduanya dibangun pada abad ke-13 Masehi.
Merupakan contoh arsitektur periode akhir Abbasiyah dan periode awal Seljuk. Perkembangan di berbagai dunia Islam terus terjadi baik itu di Seljuk, Turki Utsmani, Afrika Utara, Spanyol, Mesir, hingga Moghul.
Penulis: Kukuh Subekti