ISLAMTODAY ID— Temuan makam Fatimah binti Maimun di Desa Leran, Kec. Manyar, Gresik, Jawa Timur menjadi data awal Islamisasi Jawa. Sejumlah fakta tentang nisannya juga menarik untuk ditelusuri lebih lanjut.
Inskripsi nisannya tertulis sejumlah informasi penting seperti keterangan singkat tentang Fatimah binti Maimun. Fatimah merupakan puteri seorang saudagar bernama Maimun.
Berikut ini sejumlah fakta penting tentang nisan Fatimah binti Maimun yang dikutip dari Laporan Penelitian Arkeologi di Situs Pesucinan, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur (1994-1996). Sebuah laporan penelitian karya Prof. Hasan Muarif Ambary dkk.
Fatimah binti Maimun wafat pada 12 Rabiul Awwal 495 Hijriyah yang bertepatan dengan tahun 1101 Masehi. Berdasarkan data ini, nisan Fatimah binti Maimun lebih tua dari nisan milik Malik al-Saleh yang wafat pada tahun 696 Hijriyah atau tahun 1296 Masehi.
Ia memberikan sejumlah informasi penting yang tertera dalam inskripsi nisan Fatimah binti Maimun.
Pertama, pada bagian awal kolom yang sudah aus terdapat tulisan yang diyakini sebagai bacaan basmallah. Kedua, diikuti dengan surat al-Rahman ayat 26, 27 dan surat Ali Imran ayat 185.
Ketiga, nama Fatimah binti Maimun bin Habatallah yang meninggal pada hari Jum’at 12 Rabiul Awwal tahun 495 Hijriyah. Keempat, pada bagian penutup tertulis shadaqallahu washadaqa rasuluhu al-Karim.
Menariknya tulisan arab pada nisan Fatimah binti Maimun menggunakan khat kufi. Sebuah kaligrafi yang berkembang pada periode awal peradaban Islam.
“Tulisan yang tertera pada makam ini ialah Arab, jenis huruf kufi halus dengan tata bahasa Arab yang baik,” ungkap Prof. Hasan Muarif.
Prof. Hasan menuturkan jika nisan Fatimah binti Maimun juga memiliki kemiripan dengan sejumlah makam di Thailand dan Mesir. Kemiripan dengan kedua makam tersebut bahkan sampai pada namanya, Fatimah.
Namun informasi terkait dua makam tersebut cukup terbatas. Hanya makam yang di Mesir saja yang diketahui tahun meninggalnya, 250 Hijriyah atau 864 Masehi.
Fatimah Saudagar Era Majapahit
Fatimah binti Maimun lahir pada tahun 1064 Masehi. Ia lahir dari seorang ibu berdarah Aceh bernama Dewi Aminah. Sedangkan ayahnya seorang muslim asal Iran.
Sejak muda ia dikenal sangat piawai berdagang. Hal inilah yang mendorongnya berlayar jauh hingga ke Gresik.
“Ia dikenal sebagai saudagar yang andal dan melalui kegiatan berdagang itulah keduanya juga menyebarkan agama Islam,” ungkap Lukman Arifin Siswanto dalam Arsitektur Makam Siti Fatimah binti Maimun Gresik.
Fatimah binti Maimun bahkan melakukan perdagangan hingga ke ibukota Kerajaan Majapahit. Meskipun tak lama, kurang lebih hanya setahun dia berdagang di sana, ia pun akhirnya wafat di Leran.
Wafatnya Fatimah berbarengan dengan munculnya wabah penyakit di Leran. Ia beserta 12 pengikutnya wafat dalam wabah penyakit tersebut.
Ia bahkan termasuk saudagar muslimah yang dihormati oleh Brawijaya. Hal ini terlihat dari bentuk kemegahan arsitektur makam yang dibangun pada masa Majapahit.
“Prabu Brawijaya yang konon mendengar berita tentang kematian saudagar wanita dan pengikutnya itu, kemudian membangunkan bangunan cungkup berbentuk candi,” tutur Luqman.
Luqman menjelaskan kompleks makam Fatimah binti Maimun dikelilingi oleh tembok setinggi pinggang. Sedangkan pada gapura masuk makam terdapat gapura paduraksa yang berukuran rendah.
“Sehingga orang harus menundukkan kepala dan membungkukkan badan ketika melewatinya. Ini sebuah perlambang bahwa pengunjung wajib melakukan pemberian hormat bagi penghuni makam,” jelas Luqman.
Penulis: Kukuh Subekti