ISLAMTODAY ID— Tsabit bin Qurah seorang ilmuwan muslim yang hidup pada abad ke-9. Ia berasal dari keluarga pemeluk sekte Sabian, penyembah binatang era Babylonia.
Setelah memeluk Islam namanya menjadi Abu Al-Hasan bin Marwan Tsabit bin Qurah Al-Harrani. Ia lahir di Harran, sebuah kawasan di antara sungai Dajlah dan Furat, Turki pada tahun 221 H atau 836 M.
Semasa pra Islam, ia dan keluarganya terbiasa berbahasa Yunani. Namun sejak memeluk Islam ia dan keluarganya lebih banyak menggunakan bahasa Arab.
Penerjemah Kitab-kitab Yunani
Kemampuannya dalam hal berbahasa Yunani mengantarkannya menjadi penerjemah kitab-kitab bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Ia pun menguasai berbagai bidang ilmu seperti astronomi, matematika, filsafat, hingga kedokteran.
Kiprah intelektual Tsabit bin Qurah, dimulai ketika ia merantau ke Kafrutuma. Ia bertemu dengan ilmuwan besar, Al-Khawarizmi.
Kedua ilmuwan besar ini pun bersepakat berangkat menuju ke Kota Baghdad. Kota yang menjadi kiblat intelektual kala itu.
Tsabit bin Qurah, diakui sebagai penerjemah utama di Baitul Hikmah, Baghdad. Ia menguasai sejumlah bahasa Arab, Suryani, Yunani, hingga Ibrani.
“(Dia) mengalihkan berbagai macam ilmu dari bahasa Latin ke dalam bahasa Arab pada masa kejayaan terjemah,” Muhammad Gharib Jaudah dalam ‘147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam’.
Ia banyak menerjemahkan kitab-kitab latin ke dalam bahasa Arab. Aktivitas penerjemahan mendorongnya untuk menjadi penulis produktif.
Ahli Astronomi
Kitab-kitab astronomi pra-Islam merupakan jenis kitab yang banyak dikaji. Terutama kitab karya Ptolomeus, ia bahkan menjadi pengkritik utama karya astronom Yunani tersebut.
“Bahkan dia adalah orang yang pertama kali menerjemahkan bukunya Al-Maiisthi (Almagest),” tutur Gharib.
Tsabit juga menerjemahkan kitab geografi lain yang masih karangan Ptolomeus. Kitab itu berjudul Gheographia yang diterjemahkannya dalam bahasa Arab jadi Jughrafiyyah al-Ma’murah.
Tsabit bin Qurah merupakan ilmuwan yang ahli dalam bidang astronomi. Khalifah Abbasiyah, al-Mutadid, menjadikannya sebagai salah seorang astronom Baghdad.
“Tsabit termasuk di antara salah seorang yang bekerja di teropong milik Khalifah Al- Ma’mun di Baghdad,” ungkap
Gharib juga menuturkan kiprah Tsabit bin Qurah selama menjadi astronom. Ia seorang pencetus teori fenomena siang dan malam di dua musim berbeda, semi dan gugur.
Temuan Astronomi
Gharib dalam bukunya juga menjelaskan temuan-temuan yang dilakukan oleh Tsabit bin Qurah di bidang astronomi.
Pertama, teori siang dan malam. Tsabit mengungkapkan jika ada kecenderungan yang sama antara siang dan malam di musim gugur dan semi.
Tsabit menjelaskan jika perputaran bumi memiliki condong yang sama dengan lebah yang berputar. Perputaran yang sama dan teratur itu terjadi setiap 26.000 tahun.
Perputaran tersebut berpengaruh terhadap berubahnya arah poros bumi dan posisi bintang yang mengitari poros bumi juga berubah.
Kedua, ciri-ciri matahari berdasarkan segi perputarannya dan derajat panasnya. Temuannya ini kelak kita kenal dengan teori fisika matahari atau solar physics.
Ketiga, hitung lama tahun berdasarkan perjalanan bintang dengan kesalahan yang sangat tipis, dengan selisih setengah detik.
Kitab-kitab Astronomi
Tsabit bin Qurah mampu menuliskan sejumlah kitab astronomi yang berjudul fi Al-Madkhal ila Al-Majisthi’, KitabfiTashil Al-Mujisthi, KiRisalahfi Harakat Al’Kawakib, Risalah fi As-Sa’ah wa Qiyasi Al-Waqti bi Az-Zhilli (An Thariq Al-Muzwalah), Kitab fi Al-Hisabat Al-Falakiyyah, Risalah Masirati Al-Qamar, dan Kitab fi Tarkibi Al-Aflak.
Seorang Kepala RS Sekaligus Matematikawan
Tsabit bin Qurah tidak hanya ahli dalam bidang astronomi, namun ia adalah seorang dokter di Kota Baghdad. Ia bahkan dipercaya menjabat sebagai kepala rumah sakit di sana.
Ia bahkan banyak memiliki karya-karya di bidang kedokteran, hingga farmasi. Kitab-kitab hasil karyanya terdiri atas Kitab Waj’i Al-Mafashil wa An-Niqras, Kitab Al-Hasha Al-Mutawallidfi Al-Matsannh, Kitab fi Ajnas Ma Tanqashim llaih Al-Adwiyah serta Kitab Adz-Dzakhirah.
Ia juga dikenal keahliannya di bidang matematika. Tsabit bin Qurah telah melahirkan sejumlah kitab klasik hingga teori matematika.
Tsabit bin Qurah dinilai mampu dalam menghubungkan antara ilmu al-jabar dan geometri. Ia menemukan teori hitung, al-a’daad al-mutahabbah, yaitu angka-angka yang jumlah pembagiannya sama dengan yang lainnya.
Ia juga merupakan ilmuwan pertama yang membahas segi empat magic. Setiap kolom di isi oleh angka-angka yang disusun secara mendatar dan menurun yang jika dijumlahkan hasilnya sama.
Karyanya di bidang matematika seperti Al-Madkhal iln AI-A’dad dan fi Al-A’dad Al-Mutahnabbah. Karya lainnya di bidang geometri ialah Al-Mukhtashar fil Handasah, Al-Madkhal ila lqlids, Risalahfi Ad-Dawair Al-Mutantaassah, Risalah fi Hajmi Al-lism Al-Mutawallid’An (Dauran) Al – Qath’ i Al – Mukaafi, Masahati Al-Asykal, fi Al-Makhruth Al-Mukafi, serta fi Tashhihi Masa’il Al-labar bi Al-Barahin Al–Handasiyyah.
Anak dan cucu dari Tsabit bin Qurah pun meneruskan kiprah dan dedikasinya di bidang intelektual. Mereka menjadi pakar dan ahli di sejumlah bidang.
Anak Tsabit bin Qurah, Sanan Tsabit bin Qurah misalnya menjadi ketua ikatan dokter di Baghdad. Bahkan ia pun mengikuti jejak sang ayah menjadi astronom ternama di Baghdad.
Ia pun wafat pada 18 Februari tahun 901, di Baghdad, Iraq.
Penulis: Kukuh Subekti