ISLAMTODAY ID— Kedatangan Islam di Cina diperkirakan telah terjadi sejak periode awal Islam. Bahkan kedatangan Saad bin Abi Waqqas disambut hangat oleh Kaisar Gaozong.
Kunjungan Saad bin Abi Waqash ke Cina ini tak lepas dari perintah Khalifah Utsman bin Affan. Pada masa itu Cina berada dibawah kekuassan Dinasti Tang yang berkuasa antara tahun 618 sampai tahun 709 Masehi.
“Agama Islam sudah hadir di Cina sekitar tahun 30 Hijriyah atau tahun 651 Masehi, pada masa pemerintahan Dinasti Tang,” kata Muhammad Subhan, Mahasiswa S2 Sejarah Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta pada diskusi virtual yang diadakan oleh Mustabaqal Institute, Rabu (6/4/2022).
Subhan mengungkapkan pada saat kunjungan kerja kenegaraan ini dilakukan, Islam telah berkembang luas di Cina melalui jalur perdagangan. Para saudagar muslim banyak yang berkumpul di bandar pelabuhan Kanton.
“Pada (masa) Dinasti Tang, ketika Saad bin Abi Waqas datang ke Cina di Kanton, itu di sana disambut oleh Kaisar ketiga Dinasti Tang,” ujar Subhan.
Kanton merupakan kawasan paling strategis bagi para pedagang muslim Arab. Saudagar-saudaga mulim Arab ini dikenal oleh masyarakat Cina saat itu dengan nama smith.
Kaisar menyambut dengan baik kehadiran mereka, bahkan kaisar mengizinkan agar di kawasan tersebut dibangunkan sebuah masjid.
“Tidak hanya menyambut tapi juga dibangunkan masjid pertama yaitu masjid Huaisheng di Kota Guangzhou,” tutur Subhan.
“(Hal ini bertujuan) untuk menjadi kenangan dan tanda sepakatnya kepada Islam,” imbuhnya
Sebagai tanda persahabatan antar keduanya, Saad bin Abi Waqash pun menyerahkan salinan Kitab Suci Al-Quran sebagai hadiah kepada kaisar.
Peristiwa di atas menunjukkan telah terjadi komunikasi yang intens antara kaisar dan Saad bin Abi Waqqas. Namun sayangnya hal ini tidak banyak disebutkan dalam beberapa literatur.
“Pasti sebelum itu sudah ada komunikasi dari Saad bin Abi Waqash dan juga kekaisaran tetapi di beberapa literatur tidak di sebutkan,” ujar Subhan
“Namun disebutkan bahwasanya kaisar itu menyambut dengan suka cita tanpa ada pergolakan yang sangat tinggi sehingga kaisar tersebut sangat menyambut,” jelasnya.
Menjawab Penasaran Sahabat Tentang Cina
Para sahabat Nabi seperti Utsman bin Affan amat penasaran dengan Negeri Cina. Sebuah negeri yang pernah disebut oleh Rasulullah.
Salah satu alasan kuat kenapa akhirnya Utsman bin Affan perlu mengirim seorang utusan ke negeri Cina adalah karena Nabi Muhammad. Semasa hidupnya Nabi Muhammad pernah bersabda, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.
“Sahabat itu mempertanyakan ada apa dengan Cina? Ada perkembangan apa di Cina? Apakah Cina ini merupakan negara yang super power? Atau negara yang berkemajuan? Atau negara yang penuh dengan peradaban?” tutur Subhan.
Utsman lantas menunjuk Saad bin Abi Waqqas untuk datang sebagai utusan kaum muslimin ke Cina. Pada pertengahan abad ke-7 Saad pun melakukan pelayaran ke negeri Cina.
Kenapa Saad bin Abi Waqqas
Penunjukkan sosok Saad bin Abi Waqqas bukan tanpa alasan. Ia memiliki sejumlah kriteria, berpengalaman, ramah dan memiliki tubuh yang kuat.
Tentang sosok Saad bin Abi Waqqas ini diungkapkan oleh Syekh Abdul Azis bin Abdurahman al-Shathry dalam Saad bin Abu Waqqas. Ia menyebut Saad memiliki pembawaan yang santun dan ramah serta berpengetahuan luas.
“Dia begitu berakal, berpandangan jauh, murni tangan dan lidah, bersyukur kepada keluarganya, setia kepada teman-temannya, lebih dicintai orang, dan paling baik dari semua,” ungkap Syekh Abdul Azis dikutip dari laman en.alukah.net edisi 21 April 2014.
Saad juga sosok ksatria yang tangguh, pemberani yang selalu terlibat dalam peperangan bersama Rasulullah. Ia termasuk satu dari empat sahabat nabi yang memiliki fisik yang kuat yakni Umar bin Al Khattab, Ali bin Abu Thalib, Az-Zubair bin Al `Awwam, dan Sa`d ibn Abu Waqqas.
Sementara itu, Mohammed Khamouch mengungkapkan tentang alasan sambutan hangat kepada Saad bin Abi Waqqas. Ia mengungkapkan berita tentang Islam telah didengar oleh kaisar kedua Dinasti Tang, Tai Tsung.
Saat itu kaisar ketiga Dinasti Tang, Gaozong menyimpulkan bahwa ajaran Islam mirip ajaran konfusius. Hanya saja kaisar merasa keberatan denga kewajiban shalat lima waktu dan puasa Ramadan.
“Tapi dia merasa bahwa shalat lima waktu dan puasa sebulan adalah persyaratan yang terlalu berat untuk seleranya dan dia tidak masuk Islam,” ungkap Khamouch dalam The Spread of Islam in China.
Namun demikian kaisar mengizinkan Saad bin Abi Waqqas untuk menyebarkan Islam di Cina. Salah satu komitmen dukungan kaisar ditandai dengan berdirinya Masjid Huaisheng di Kota Guangzhou.
Penulis: Kukuh Subekti