“Kita harus melakukan pekerjaan yang praktis dan melakukan eksperimen karena siapa yang tidak melakukan pekerjaan praktis ataupun melakukan eksperimen tidak akan pernah meraih tingkatan ahli.”
(Jabir bin Hayyan, Ilmuwan-ilmuwan Muslim Pelopor Bidang Sains Modern)
ISLAMTODAY ID — Jabir bin Al Hayyan atau Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan Al Azdi, ilmuwan muslim dan dikenal sebagai bapak kimia modern.
Ia dilahirkan di Thus, Khurasan, Iran pada tahun 101 Hijriyah yang bertepatan dengan tahun 720 M. Ia adalah ilmuwan yang hidup pada era awal Abbasiyah.
Bakatnya di bidang kimia ia dapatkan dari sang ayah, yang merupakan ahli obat-obatan. Hal ini yang mendorongnya untuk meminta Khalifah Harun Ar-Rasyid untuk mendatangkan kitab-kitab klasik Yunani.
Jabir bin Hayyan memiliki dua orang guru di bidang ilmu kimia, Khalid bin Yazid dan Ja’far Shadiq. Penguasaan dan kepakarannya di bidang ilmu kimia membuatnya diakui dan dikenal dunia.
“Ar-Razi, selalu menyebut dirinya dengan sebutan Ustadzuna Abu Musa Jabir bin Hayyan,” ungkap Syaikh Muhammad Said Mursi dalam Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah.
Karya-karyanya pun banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kitab-kitab tersebut ialah Ilmu al-Aksir al- ‘Adzim, Al-Bayan, Ad-Durat al-Maknunah, Al-Khawash, az-Zabiq, At-Tarakib dan Siru al-Asrar.
Penguasaannya terhadap ilmu kimia ini tentu saja didukung dengan kemampuannya dalam berbahasa Yunani dan Latin. Sebab banyak karyanya di bidang kimia diperoleh dari literatur-literatur Yunani kuno yang ada di Mesir.
“Guru eksoterik seperti Hermes Trismegitus, (sang guru kelipatan tiga) yang menjelaskan hakikat hubungan antara berbagai zat,” ujar Ehsan Masod dalam Ilmuwan-ilmuwan Muslim Pelopor Bidang Sains Modern
“Tradisi Mesir ini mungkin mencapai dunia Islam melalui Yunani Kuno,” jelasnya.
Jabir bin Hayyan adalah ilmuwan yang berhasil memperkenalkan kepada dunia tentang adanya laboratorium kimia. Ia juga penemu alat-alat kimia yang kita jumpai sekarang seperti alembic dan tabung kimia.
Dari dua alat itulah tehnik penyulingan dalam dunia kimia diperkenalkan. Dunia juga mengakuinya sebagai penemu teknik destilasi.
Menjadi Ilmuwan
Seorang ilmuwan kimia di dunia modern mengenalnya dengan nama ‘Geber”, seorang ahli kimia dari Arab. Ia sosok ilmuwan paripurna yang menguasai berbagai disiplin ilmu lsin seperti kedokteran, kesehatan hingga geologi.
“Dia menulis banyak sekali buku kedokteran dan topik-topik lain yang berhubungan dengan perawatan kesehatan, mineral, logam, batu, geologi, ilmu geometri, dan lain-lain,” kata M. Atiqul Hatique dalam bukunya yang berjudul Seratus Pahlawan Muslim yang Mengubah Dunia.
Ia berhasil menuliskan dua ribu buku lebih sepanjang hidupnya (721M-815M). Bagi Jabir bin Hayyan kekayaan intelektual memiliki keutamaan dibanding kekayaan harta benda. Karena sumbangan kekayaan intelektual akan memberi pengaruh besar bagi ilmu pengetahuan dan dunia.
Sementara kekayaan pribadinya skup manfaatnya jauh lebih kecil, yakni anak-anak serta keluarganya saja. Hal ini sangat kontras dengan sumbangan ilmu pengetahuan yang dia ibaratkan laksana sebuah mahkota yang bersinar.
“Kekayan dan hak milik saya akan diambil oleh anak-anak saya dan keluarga saya. Akan tetapi, kekayaan sumbangan saya untuk ilmu pengetahuan akan bersinar seperti mahkota di ambang ilmu pengetahuan,” wasiat Jabir seperti yang ditulis ulang oleh Atiqul.
Teknik Sublimasi dan Penyulingan
Jabir berhasil membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Selain itu ia juga berhasil menyempurnakan dasar sublimasi (perubahan zat dari padat ke gas dan dari gas ke padat). Yakni dengan proses-proses kimiawi seperti penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi dan oksidasi-reduksi.
Ia juga orang yang membedakan antara penyulingan langsung dengan bejana basah dan tak langsung dengan bejana kering. Selain itu ia bahkan termasuk orang pertama yang mengatakan bahwa air hanya bisa dimurnian dengan melalui proses penyulingan.
Penulis: Kukuh Subekti