ISLAMTODAY ID— Khairuddin Barbarossa adalah salah seorang Panglima Laut Utsmani ternama era kebangkitan militer Turki Utsmani. Seorang panglima perang yang disegani pada abad ke-16.
Berikut ini rentetan penaklukkan yang dipimpin Khairuddin Barbarosa selama periode penaklukkan paling gemilang Turki Utsmani
Pulau Rhodes
Pada tahun 1522, Khairuddin Barbarossa membantu Utsmani menaklukkan Pulau Rhodes yang menjadi benteng Ksatria St. John, prajurit Perang Salib. Atas keberhasilannya, ia pun dilantik sebagai Gubernur Rhodes.
Kota-kota Mediterania
Pada tahun 1530-an terus berupaya merebut daerah pelayaran Kristen dan melakukan serangan ke kota-kotanya disepanjang Mediterania.
Venesia Sampai Sepanjang Pantai Selatan Yunani
Pada tahun 1534, pasukan Khairuddin Barbarossa telah sampai di Sungai Tiber, Italia. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 1537-an, mereka berhasil merebut pulau-pulau yang semula berada di bawah kekuasaan Venesia seperti Skiathos, Skyros, Andros, dan Serifos.
Pertempuran Preveza
Penaklukkan paling heroik yang dilakukan oleh Khairuddin Barbarossa terjadi dalam pertempuran Preveza pada 28 September 1538. Saat itu pasukan laut kaum muslimin mampu mengalahkan pasukan yang dikoordinir oleh Paus Paulus III.
Padahal kekuatan armada Utsmani pada waktu itu tidak seimbang dengan kekuatan pasukan Paus yang terdiri atas 157 armada kapal. Sementara pasukan Barbarossa hanya memiliki 122 kapal.
“Merupakan kemenangan besar bagi Khairuddin Barbarossa. Meskipun jumlah mereka lebih kecil, armada Utsmaniyah melakukan serangan dan menabrak upaya pengepungan Doria,” ungkap Kallie Szczepanski.
Pada pertempuran tersebut sebanyak sepuluh kapal berhasil ditenggelamkan, 36 kapal ditangkap, dan tiga kapal dibakar. Selain itu sebanyak 3000 orang ditangkap, saat itu Utsmani tidak kehilangan satu kapal pun, 800 orang terluka dan 400 orang gugur.
Kemenangan di Preveza mengantarkan Khairuddin Barbarossa pada puncak karirnya sebagai Panglima Laut Utsmani. Selain diangkat sebagai Laksamana Agung Angkatan Laut Utsmani ia juga diangkat sebagai Gubernur Utsmani untuk kawasan Afrika Utara.
“Kemenangan di Preveza memberikan dominasi Kekaisaran Ottoman di Laut Mediterania yang berlangsung selama lebih dari tiga puluh tahun. Barbarossa memanfaatkan dominasi itu untuk membersihkan semua pulau di Laut Aegea dan Laut Ionia dari benteng Kristen,” jelas Kallie Szczepanski.
Kallie mengungkapkan Khairuddin Barbarossa mengakhiri ekspedisi lautnya pada tahun 1545. Tahun yang sama dengan tahun pengunduran dirinya sebagai Panglima Angkatan Laut Utsmani.
Setahun kemudian, tepatnya 4 Juli tahun 1546 Hayreddin Barbarossa wafat. Jenazahnya dimakamkan di Barbaros Turbesi di Istanbul.
Sninga Laut Mediterania
Khairuddin Barbarossa seorang ksatria laut yang disegani Eropa. Ia mempunyai julukan Singa Laut Mediterania, lautan luas yang melintasi tiga benua, Eropa, Afrika dan Asia.
Semasa hidupnya Spanyol dan Italia dibuat tak berkutik. Kemenangannya melawan Spanyol pada abad ke-16 membuatnya tak berhenti untuk menaklukkan beberapa negara Eropa.
Sejumlah negara seperti Malta, Portugal, Negara Kepausan, Genoa, dan Venesia, pun berhasil ditaklukkan.
Dilansir dari thoughcocom (21/1/2020) Hayreddin Barbarossa diperkirakan lahir pada akhir tahun 1470-an atau tahun 1480-an. Ayah dan ibunya bernama Yakup dan Katerina, belum diketahui pasti kebangsaanya ada yang menyebutkan Turki, Yunani dan Albania.
Ia memulai pelayarannya ketika membantu usaha perdagangan tembikar milik sang ayah. Dengan kemampuannya sebagai penguasa laut ia mampu memimpin ekspansi laut pasukan Utsmani.
Pada tahun 1518, Hayreddin Barbarossa menjadi penguasa Al-Jazair menggantikan sang kakak, Aruj. Selanjutnya pada tahun 1520, pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman yang Agung, Utsmani membantu Aljazair dari serbuan pasukan Spanyol.
Khairuddin Barbarossa pun menawarkan Sultan Sulaiman yang Agung untuk memanfaatkan pasukan armada lautnya sebagai ucapan terima kasih.
“Barbarossa menawarkan Sulaiman penggunaan armada lautnya,” ungkap pakar sejarah asal Amerika Kallie Szczepanski dalam Admiral Hayreddin Barbarossa pada 21 Januari 2020.
Penulis: Kukuh Subekti