ISLAMTODAY ID— Kitab al-Masalik wa al -Mamalik menjadi karya monumental al-Istakhri. Ia banyak mengisahkan tentang informasi deskriptif geografis beberapa kawasan di dunia.
Informasi geografi dalam kitab tersebut disebut-sebut sebagai hasil perjalanan al-Istakhri ke seluruh penjuru mata angin. Ia melakukan ini demi untuk memperdalam khazanah intelektualitasnya.
Karya al-Istakhri juga dinilai sebagai kumpulan informasi geografi yang sangat otentik. Karya tersebut pun dimanfaatkan oleh para calon geografer di The Balkhri School.
Wahyu Murtiningsih dalam Biografi Para Ilmuwan Muslim mengungkapkan jika kitab tersebut memiliki keterkaitan dengan kitab karya al-Bakhi. Seorang ilmuwan muslim abad ke-9 M.
“Sebenarnya (kitab) ini merupakan revisi karya al-Balkhi tentang pembagian iklim,” ungkap Wahyu Murtiningsih.
Kitab al-Masalik wa al -Mamalik ini pada perkembangannya menjadi rujukan bangsa Eropa. Salah satunya J.H. Moeller ia mengutip kitab tersebut dalam karyanya yang berjudul Liber Climatum.
Sementara di Jerman, A D Mordtmoun pada tahun 1845 menerbitkan pula dengan judul Das Buchderl.
Kitab geografi yang ditulis sejak tahun 951 Masehi atau 340 Hirjiyah itu bahkan menjadi panduan utama para geografer Persia.
Para geografer dunia memberikan kesimpulan yang menarik bagi karya geografer muslim. Mereka menyimpulkan jika karya geografi al-Istakhri, al-Bakhi dan Hawkal adalah satu kesatuan yang saling melengkapi.
“Mereka merasa kurang jika hanya membaca karya yang satu, tapi tidak yang lain. Hal tersebut merupakan bukti bahwa al-Istakhri adalah salah satu tokoh pengting dalam perkembangan ilmu geografi,” ungkap Wahyu Murtiningsih
Al-Istakhri bernama lengkap Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad al-Farisi al-Istakhri. Merupakan geografer berkebangsaan Arab yang sangat berpengaruh bagi dunia Arab dan Eropa.
Penulis: Kukuh Subekti