ISLAMTODAY ID— Syekh Sulaiman Ar-Rasuli merupakan arsitek di balik lahirnya Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), organisasi pendidikan di Sumatera Barat. Kiprahnya di bidang pendidikan ini berawal dari ikhiarnya mendirikan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) pada 5 Mei 1928.
Madrasah yang berdiri pertama kali di Canduang, Kab. Agam, Sumatera Barat itu segera menyebar ke berbagai penjuru Sumatera. Hingga tahun 1942, telah ada 300-an MTI dengan 42.000 siswa di Sumatera.
Kesuksesan Syekh Sulaiman Ar-Rasuli ini didukung dengan luasnya wawasan intelektual yang dimilikinya. Ulama kelahiran Nagari Canduang Koto Laweh, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, pada Ahad malam senin, 10 Desember 1871 ini berguru pada banyak ulama.
Para guru dari Syekh Sulaiman Ar-Rasuli itu terdiri atas Maulana Syeikh Abdurrahman Al-Khalidi (Al-Quran), Syeikh Abdush Shamad Samiak (sharaf dan nahwu), Syeikh Muhammad Ali (fiqih dan ilmu faraidh), Syeikh Abdullah (tauhid dan taswuf).
Puncak studi intelektualnya kepada para ulama di Nusantara terjadi pada tahun 1899, ketika ia mengaji pada Syeikh Abdullah Halaban, Minang yang ahli dalam bidang fikih dan ushul fikih.
Hampir sepuluh tahun berselang, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli melanjutkan perjalanan intelektualnya ke Mekkah. Pada tahun 1903, ia berangkat untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu agamanya.
Di sana ia banyak berguru pada sejumlah ulama ternama Mekah. Diantara ulama-ulama tersebut adalah para ulama bermazhab syafi’I seperti Syekh Muhammad Said Ba Bashil, Sayyid Ahmad SyatthaaAl-Makki, Syekh Mukhtar ‘Atharid as-Shufi. Beberapa ulama Mekkah lainnya berasal dari Serawak, Kelantan dan Patani, mereka adalah Syekh Utsman as-Sarawaki, Syekh Wan Ali Abdur Rahman al-Kalantani, Syekh Ahmad Muhammad Zain al-Fathani dan Syekh Muhammad Ismail al-Fathani.
Ia juga berguru pada seorang ulama Mekkah ternama asal Nusantara, Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi.
Berbagai bidang keilmuwan ia pelajari diantaranya tauhid, nahwu, sharaf, balaghah, hadits, ilmu tafsir Al-Qur’an, mantiq, fiqih, dan tasawuf.
Pada tahun 1907, ia kembali ke kampung halamannya di Canduang. Di sana ia membuka surau kecil yang perlahan-lahan terus mengalami perkembangan.
Surau tersebut pun diubahnya menjadi MTI Canduang, salah satu madrasah tertua di Sumatera Barat yang berdiri sejak tahun 1928. Banyaknya madrasah MTI yang berdiri membuat Syekh Sulaiman Ar-Rasuli menginisiasi berdirinya Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PTI).
“Beliau menfasilitasi pertemuan ulama-ulama Minangkabau di Candung pada tahun 1930. Pertemuan ini menelorkan kesepakatan untuk mendirikan PTI (Persatuan Tarbiyah Islamiyah), cikal bakal Perti,” ungkap Apria Putra Chairullah Ahmad dalam Bibliografi Ulama Minangkabau.
Kiprah dan jasanya tidak hanya dalam dunia pendidikan, pada masa Soekarno ia pernah menjadi salah satu Anggota Dewan Konstituante, bahkan ia juag dipercaya oleh Sutan Muhammad Rasyid menjadi Kepala Mahkamah Syar’iyyah di Sumatera Tengah.
Ulama kharismatik ini wafat pada 1 Agustus 1970 bertepatan dengan 29 Jumadil Awwal 1390 H.
Penulis: Kukuh Subekti