ISLAMTODAY ID–– Syekh Sulaiman ar-Rasuli tidak hanya berhasil mencetak ulama-ulama penerusnya namun juga mewariskan beragam karya intelektual. Ia ulama yang produktif dalam menuliskan gagasannya tentang berbagai persoalan penting dalam wujud tulisan.
Keahliannya dalam menulis tidak hanya kitab berbahasa Arab dan bahasa Jawi-Minang saja. Salah satu ciri khasnya dalam berkarya adalah dengan bersyair layaknya seorang sastrawan atau pujangga.
“Jadilah karya-karya beliau disamping memiliki muatan keagamaan, juga merupakan bentuk sastra yang saat itu sangat laris,” ungkap Apria Putra dan Chairullah Ahmad dalam Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX.
Berikut beberapa kitab-kitab intelektual karya Syekh Sulaiman ar-Rasuli baik untuk keperluan pengajaran santri maupun kitab-kitab tentang problem sosial keumatan kala itu:
- al-Aqwalul Mardiyah fi al-‘Aqaid ad-Diniyyah
Risalah ini berisi penjelasan tentang makna tauhid untuk seorang pemula atau mubtadi. Isinya berupa pembagian hukum akal, akidah lima puluh, sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah dan rasul.
Khusus tentang Rasulullah Muhammad, ia menguraikannya dengan cukup panjang. Ia menerangkan tentang peran Rasulullah sebagai nabi penutup atau khatamun Nabiyyin.
“Beliau (Syekh Sulaiman ar-Rasuli) menjelaskan dalam satu note yang agak panjang mengenai kebohongan Mirza Ghulam Ahmad (Imam Ahmadiyah) yang mengaku sebagai Nabi,” ujar Apria Putra.
Kitab yang ditulis dalam bahasa Arab dan disusun dengan dialog tanya jawab, sehingga mempermudah pemahaman pembaca. Terutama para santri di Matbha’ah Islamiyah Bukittinggi dan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI).
“(Bahkan) menjadi salah satu buku pelajaran dasar pada Madrasah-madrasah Tarbiyah Islamiyah hingga saat ini,” imbuh .
- al-Qaulul Kasyif fi Raddi ‘ala man I’tiradh ‘alal Akabir
Risalah a al-Qaulul Kasyif fi Raddi ‘ala man I’tiradh ‘alal Akabir atau Perkataan Pembuka untuk menolak dakwaan orang-orang yang mengingkari ulama-ulama besar. Kitab ini disusunnya ketika tengah terjadi perdebatan antara ulama tua dan muda di Minangkabau.
Salah satu perdebatannya ialah tentang bacaan ushalli sebelum takbiratul ihram. Menurutnya berdasarkan pendapat para ulama pembacaan ushalli adalah sunah.
“Syekh Sulaiman dalam risalah ini menegaskan hukum melafazhkan niat (Ushalli) tersebut adalah sunnat, sebagai Imam Nawawi yang dikuatkan oleh Imam Ibnu Hajar al-Haitami, Imam Ramli, Syekh Khatib Syarbaini dan Syekh Jalaluddin Mahalli,” tutur.
Risalah yang dicetak oleh Durekrij Agam, Bukittinggi pada tahun 1920 itu diberi judul Kitab Enam Risalah.
- Ibthal Hazzhi Ahlil ‘Ashbiyah fi Tahrim Qira’atil Qur’an bi ‘Ajamiyah
Ibthal Hazzhi Ahlil ‘Ashbiyah fi Tahrim Qira’atil Qur’an bi ‘Ajamiyah, kitab ini ditulisnya ketika di Minangkabau sedang ramai persoalan penerjemahan Al-Qur’an.
Pada masa itu penerjemahan Al-Qur’an disalahpahami sebagai bentuk penafsiran Al-Qur’an. Ia khawatir jika pembacaan penerjemahan tidak diikuti dengan tata cara pembacaannya atau lafadznya akan menghilangkan kemujizatan Al-Qur’an.
Risalah ini ditulis oleh Syekh Sulaiman ar-Rasuli pada bulan Jumadil Awwal tahun 1328 Hijriyah atau tahun 1908 M. Kitab berbahasa Arab ini ditulis dalam bentuk syair yang mulai dicetak oleh Durekrij Agam pada 1920.
- Izalatul Dhalal fi Tahrim Iza’ was Su’al
Risalah Izalatul Dhalal fi Tahrim Iza’ was Su’al merupakan kritik Syekh Sulaiman ar-Rasuli terhadap orang yang menjadikan aktivitas meminta-minta sebagai pekerjaan. Ia mengungkapkan berdasarkan kitab risalah Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin meminta-minta tanpa hajat yang penting dan mendesak haram hukumnya.
Sindiran halus Syekh Sulaiman ar-Rasuli disampaikannya dalam bait-bait syair, sebagai berikut:
Meminta itu haram asalnya, Kepada sembarang manusia, Lain kerabat taulan saudara, Jikalau darurat halal hukuman…
Risalah ini selesai ditulisnya pada menjelang Maghrib di Malam Jum’at tanggal 19 Jumadil Akhir 1328 H (1908 M). Dicetak oleh Durekrij Agam, Bukittinggi pada tahun 1920 yang tergabung dalam Kitab Enam Risalah.
- Tsamaratul Ihsan fi Wiladati Sayyidil Insan
Risalah Tsamaratul Ihsan fi Wiladati Sayyidil Insan ialah sastra karya Syekh Sulaiman ar-Rasuli yang berisi tentang kisah Nabi Muhammad. Karya yang ditulis dalam bentuk syair ini menceritakan tentang kisah Rasulullah dari lahir hingga wafatnya.
Syekh Sulaiman ar-Rasuli dalam mukadimahnya mengingatkan tentang manfaat dari membaca kisah hidup Rasululllah Muhammad. Ia dalam syairnya menuliskan:
Amma ba’du wahailah tuan, Risalah bakir muda perawan, Hendaklah baca berkawan-kawan, Cerita zhahirnya rasul bangsawan; Risalah bernama Tsamaratul Ihsan, Menyatakan zhahir sayyidul Insan, Nama Muhammad neneknya Hasan, Tuan membaca janganlah bosan.
Penulisan risalah ini tidak diketahui pasti, namun tahun cetaknya dilakukan pada tahun 1923. Oleh penerbit yang sama dengan kitab-kitab sebelumnya, Durekrij Agam, Bukittinggi.
- Kisah Muhammad ‘Arif: Pedoman Hidup di Alam Minangkabau menurut gurisan Adat dan Syara’
Risalah ini menjadi bukti bahwa Syekh Sulaiman ar-Rasuli sosok ulama yang sangat memahami adat dan istiadat masyarakat Minangkabau. Seperti diketahui adat dan syariat bagi masyarakat Minangkabau tak bisa dipisahkan.
Karya intelektualnya tersebut dicetak pada tahun 1939 oleh Derekrij Tsamaratul Ikhwan di Bukittinggi.
- Dawa’ul Qulub fi Qishah Yusuf wa Ya’qub
Risalah Dawa’ul Qulub fi Qishah Yusuf wa Ya’qub merupakan risalah khusus tentang Nabi Yusuf dan ayahnya, Nabi Yaqub. Ia meminta agar umat Islam banyak bercermin daru kisah Nabi Yusuf dan Nabi Yaqub.
Selain itu penerbitan risalah Dawa’ul Qulub fi Qishah Yusuf wa Ya’qub juga dalam rangka untuk meredam timbulnya perseteruan antara ulama tua dan muda. Risalah ini mampu menambah khazanah keilmuan bagi para ulama Minangkabau.
- Kitab Asal Pangkat Penghulu dan Pendiriannya
Risalah Kitab Asal Pangkat Penghulu dan Pendiriannya ini berkaitan dengan fenomena pengangkatan penghulu oleh pemerintah kolonial Belanda. Yang mau tidak mau bepengaruh terhadap pelaksanaan syariat Islam di Masyarakat Minangkabau.
Risalah ini selesai ditulis pada 20 Oktober 1927. Risalah ini pun telah dicetak oleh Mathba’ah Islamiyah, Fort de Kock, tanpa menyertakan tahun.
- Tablighul Amanah fi Izalatil Munkarat wasy Syubhah
Risalah Tablighul Amanah fi Izalatil Munkarat wasy Syubhah yang ditulis oleh Syekh Sulaiman ar-Rasuli ialah hasil Konferensi Tarikat Naqsabandiyah yang diadakan oleh Dewan Tarikat Perti di Bukittinggi.
Konferensi yang dihadiri oleh 280 ulama, guru mursyid dan khalifah-khalifah Naqsabandiyah se-Sumatera Tengah itu bertujuan untuk mengoreksi buku karya Haji Jalaluddin. Buku-buku karangan H. Jalaluddin dinilai menyesatkan para jamaah Naqsabandiyah.
Para ulama dalam konferensi tersebut menemukan ada 33 kesalahan yang dilakukan oleh H. Jalaluddin. Hasil koreksi para ulama tersebutlah yang kemudian ditulis oleh Syekh Sulaiman ar-Rasuli.
Karya Syekh Sulaiman ar-Rasuli ini diterbitkan pada tahun 1954, oleh percetakan KAHAMY di Bukittinggi. Pada tahun yang sama, risalah ini juga dicetak ulang oleh penerbit Nusantara di Bukittinggi.
Penulis: Kukuh Subekti