ISLAMTODAY ID— Makanan tradisional biasanya menjadi kekhasan suatu daerah atau suatu tempat. Sebagai makanan khas suatu bangsa sering kali makanan juga memiliki falsafah atau nilai yang dihormati.
Salah satu suku bangsa di Indonesia yang juga memiliki makanan khas tersebut ialah Minangkabau. Masyarakat Minangkabau tumbuh dengan falsafah hidupnya yang sangat terkenal, adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.
Makanan juga menjadi salah satu jalur islamisasi yang dilakukan oleh Syekh Burhanuddin Ulakan, salah seorang ulama ternama daalam sejarah islamsasi Minangkabau. Ia melakukan berbagai gerakan dakwah kultural kepada masyarakat setempat salah satunya melalui makanan.
“Syekh Burhanuddin mengajarkan masyarakat untuk selalu memakan makanan yang halal. Dahulunya masyarakat Padang Pariaman hanya mengolah makanan dari laut, seiring dengan proses islamisasi yang dijalankan oleh Syekh Burhanuddin, mereka mulai mengenal makanan yang terbuat dari daging,” ungkap Siti Aisyah dalam Tradisi Kuliner Masyarakat Minangkabau: Aneka Makanan Khas Dalam Upacara Adat dan Keagamaan.
Berikut ini deretan makanan khas Minang yang juga erat kaitannya dengan nilai-nilai Islam:
- Rendang
Rendang merupakan salah satu olahan daging yang terkenal dari daerah Minangkabau. Olahan daging ini termasuk makanan yang istimewa, bisa tahan lama.
Masyarakat Minang biasanya menggunakannya untuk perbekalan berniaga atau merantau. Rendang biasanya juga disajikan pada berbagai perayaan, mulai dari perkawinan hingga perayaan hari Raya Idul Fitri.
Rendang biasanya berbahan dasar daging bisa daging sapi, kerbau, atau kambing, sedangkan bumbu yang digunakan terdiri atas lengkuas (laos), jahe, kemiri, bawang, santan hingga garam yang dimasak hingga mengering.
- Nasi Kunyik
Nasi Kunyik atau nasi kunik merupakan olahan berbahan dasar nasi. Biasanya dihidangkan untuk upacara pernikahan.
Upacara adat lainnya yang biasanya menyuguhkan nasi kunyik adalah Batagak Penghulu yakni tradisi pemberian gelar kepada ninik mamak atau datuk.
Tidak hanya tradisi Batagak Penghulu saja yang menggunakan nasi kunyuk, Khatam Qur’an, khitan, dan batagak rumah. Berbagai upacara adat ini biasanya dihadiri oleh ninik mamak.
- Pinyaram
Pinyaram merupakan kue khas Minangkabau yang bentuknya menyerupai kue cucur. Biasanya disajikan khusus untuk perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, menyambut bulan suci Ramadan, Isra Mi’raj, hingga perayaan Idul Fitri.
Kue berbahan dasar tepung beras ini rasanya manis menyerupai cucur. Kue yang diberi pemanis gula ini biasanya digoreng hingga berwarna kuning layaknya kue cucur.
- Lapek Bugih
Lapek Bugih merupakan kudapan tradisional manis khas Minangkabau yang diadopsi dari panganan khas Bugis, Makassar. Makanan berbahan dasar tepung ketan, dan dibungkus dengan daun pisang ini biasanya dimasak dengan cara dikukus.
Biasanya panganan manis ini dijadikan sajian untuk acara-acara perkawinan, batagak rumah, hantaran menantu perempuan untuk ibu mertuanya jelang bulan Ramadan.
- Juadah
Juadah merupakan salah satu jenis makanan berbahan dasar beras ketan yang dijadikan sebagai hantaran bagi pengantin. Biasanya dibawa oleh pengantin perempuan ke rumah pengantin laki-laki.
Sebagai hantaran pengantin, juadah juga dilengkapi dengan beberapa jenis makanan tradisional khas Minang seperti kanji, gelamai, wajik, kipang, kue sangko jala bio, kareh-kareh, pinyaram, dan segala macam kue bolu.
Beraneka ragam makanan itu lantas disusun sedemikian rupa yang susunannya tidak berubah sejak zaman dulu. Pada bagian paling bawah kanji, wajik, kipang, kue sangko, kareh-kareh, jala bio dan aneka bolu.
- Lamang
Panganan tradisional khas Minang yang kental dengan nuansa dakwah Islam ialah lamang. Panganan biasanya disajikan ketika bulan Rabiul Awal, Maulid Nabi, Syaban dan untuk upacara kematian.
Pembuatan lamang ini sangat unik, dibakar di dalam bambu yang dilapisi dengan daun pisang muda. Panganan tradisional ini terbuat dari beras ketan putih yang dicampur santan.
- Sambareh
Sambareh merupakan nama lain dari serabi khas Minangkabau. Panganan manis berbahan dasar tepung beras ini juga salah satu panganan tradisional yang dijumpai dalam peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Kukuh Subekti