MOSKOW, (IslamToday.id) — Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan bahwa penarikan unilateral Amerika Serikat dari Perjanjian Nuklir Jangka Menengah (INF) secara serius mempersulit situasi di dunia dan menciptakan risiko fundamental bagi semua
“Izinkan saya menekankan bahwa semua tanggung jawab atas apa yang telah terjadi ada di Amerika Serikat,” pungkas Putin.
Dalam pernyataan tertulisnya, setelah pertemuan mendesak dengan anggota Dewan Keamanan Rusia, Putin mengatakan dia menginstruksikan Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan Dinas Intelijen Asing untuk memantau secara menyeluruh langkah-langkah AS dalam pengembangan, produksi dan penyebaran rudal jarak menengah.
“Jika Rusia mendapatkan informasi yang dapat dipercaya bahwa Amerika Serikat menyelesaikan pengembangan sistem ini dan mulai memproduksinya, Rusia tidak punya pilihan lain selain terlibat dalam upaya skala penuh untuk mengembangkan rudal yang sama,” tegasnya.
Putin menambahkan bahwa pihaknya berharap akal sehat akan menang dan AS bersedia kembali ke pendekatan yang bertanggung jawab demi keamanan internasional.
Presiden juga menyuarakan keprihatinan atas masa depan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (MULAI) dan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).
“Rusia menganggap perlu untuk menghidupkan kembali pembicaraan tentang memastikan stabilitas strategis dan keamanan tanpa penundaan. Kami siap untuk terlibat dalam upaya ini,” imbuhnya.
Pada 2 Agustus, AS secara resmi menarik diri dari pakta nuklir, setelah perang kata-kata selama berbulan-bulan dengan Rusia.
Perjanjian itu ditandatangani pada 8 Desember 1987 setelah melalui negosiasi selama sekitar 10 tahun antara pemimpin Soviet saat itu Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan.
INF telah secara luas dilihat sebagai landasan keamanan Eropa di era pasca-Perang Dingin setelah AS dan Rusia menandatanganinya pada 1987.
Perjanjian tersebut melarang kedua negara memiliki dan menguji rudal peluncuran darat dengan jangkauan antara 300-3.100 mil.
Pada Oktober 2018, Presiden AS Donald Trump mengumumkan keluar dari pakta tersebut, menuduh Moskow melakukan pelanggaran.
Pada Februari tahun ini, AS memulai proses penarikan diri dari Perjanjian INF yang akan diselesaikan dalam enam bulan. Putin menanggapi keputusan itu dengan menandatangani undang-undang yang menangguhkan kewajiban Moskow terhadap perjanjian INF pada 3 Juli 2019.