NEW YORK, (IslamToday.id) — Gerakan nirlaba Islami di Amerika Serikat mengumpulkan USD13.000 untuk menjamin para imigran yang ditahan, lansir Religion News, Kamis (8/8).
Kampanye “Muslim untuk Migran” yang diluncurkan oleh CelebrateMercy pada Senin telah melampaui target awalnya yaitu mengumpulkan USD10.000 dalam dua minggu.
“Melihat proyek seperti ini, saya tidak dapat memikirkan sesuatu yang lebih berguna untuk dilakukan dengan uang Anda [daripada] untuk membantu keluarga yang ditahan,” pungkas Ryan Smith, seorang pengelola Komunitas Antar Agama Chicago untuk Imigran yang Ditahan Chicago.
Lebih dari 50.000 orang saat ini ditahan di fasilitas Imigrasi dan Bea Cukai dan sekitar 20.000 berada di pusat-pusat Pabean dan Perlindungan Perbatasan.
Sementara itu, 11.000 anak lainnya saat ini berada dalam tahanan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan.
Imigran yang ditahan – pencari suaka tidak berdokumen maupun legal – ditahan di fasilitas penahanan sampai dipanggil ke persidangan, di mana pengadilan akan memutuskan apakah mereka bisa tinggal di negara itu, atau sampai mereka bisa membayar jaminan.
Menurut yayasan Freedom for Immigrants, nilai jaminan tunai untuk kasus ini biasanya lebih tinggi daripada jaminan dalam kasus pidana, dengan rata-rata USD14.500 (sekitar Rp.205,7 juta) dan dapat mencapai USD250.000 (sekitar Rp.3,5 miliar).
Smith mengatakan sebagian besar yang dia tangani berkisar dari USD10.000 (sekitar Rp.141,9 juta) hingga USD15.500 (sekitar Rp.219,9 juta).
Ribuan migran dari negara-negara Amerika Tengah bergulat dengan kebijakan anti-migran AS di perbatasan.
Sejak menjabat, Presiden Donald Trump telah menggunakan pendekatan garis keras untuk imigrasi, baik legal maupun ilegal untuk membendung arus migran.
Kebanyakan migran melarikan diri dari negara asalnya karena kemiskinan atau kekerasan dan berharap mendapatkan suaka di AS untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik.
Pada Mei, Trump mengumumkan tarif impor barang-barang Meksiko yang pada akhirnya dibatalkan ketika AS dan Meksiko mencapai kesepakatan pada bulan berikutnya.
Kedua negara sepakat bahwa Meksiko harus meningkatkan keamanan di perbatasan utaranya dan melakukan upaya tambahan untuk membendung arus migran.
Pada akhir Juli, Washington juga menandatangani perjanjian negara ketiga yang aman dengan Guatemala untuk mengurangi arus imigrasi.