(IslamToday ID) – Wabah virus corona di Filipina hampir sama parahnya dengan Indonesia. Per Sabtu (4/4/2020), jumlah warga yang terinfeksi mencapai 3.094 orang dan meninggal 144 orang.
Wabah corona itu pun mengundang keprihatinan jajaran kabinet Presiden Rodrigo Duterte. Mereka pun ramai-ramai menyumbangkan gajinya hingga 75 persen untuk membantu pemerintah memerangi corona.
“Kami ingin memberi tahu bahwa sebagian besar anggota Kabinet Presiden (Rodrigo) Duterte akan secara sukarela memberikan 75 persen dari gaji bulanan mereka kepada program-program pemerintah untuk mengakhiri Covid-19 selama berlakunya Undang-Undang Bayanihan,” ujar Menteri Sekretaris Kabinet, Karlo Nograles menyitir Strait Times.
Ia merujuk UU Republik 11469 atau Bayanihan yang memberi Presiden Duterte payung hukum untuk mengatasi krisis Covid-19.
Beberapa anggota kabinet, kata Nograles, akan menyumbangkan gaji mereka hingga Desember tahun ini untuk mendukung program melawan Covid-19. Ia sendiri adalah salah satu anggota kabinet yang berjanji akan ikut menyumbangkan gajinya.
Sementara itu, Presiden Duterte memperingatkan bahwa pelanggaran perintah karantina di tengah krisis pandemi virus corona bisa berakhir dengan kematian. Ia juga memerintahkan pasukan keamanan untuk menembaki para “pengacau” yang melakukan kekerasan saat negara itu memerangi wabah tersebut.
Peringatan keras itu disampaikan Duterte dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Rabu (1/4/2020) malam. Ia mengatakan kepada polisi dan militer untuk mengadopsi pendekatan tegas bagi para pelanggar tindakan penguncian (lockdown) di Luzon, pulau terbesar dan terpadat di Filipina. Duterte memberlakukan lockdown di seluruh pulau itu untuk membendung penyebaran corona bulan lalu.
“Saya tidak akan ragu. Perintah saya adalah kepada polisi dan militer, serta (distrik), bahwa jika ada masalah atau situasi muncul bahwa orang-orang melawan dan nyawa Anda dipertaruhkan, tembak mati mereka,” kata Duterte sebagaimana dilansir Russia Today, Kamis (2/4/2020).
“Apakah kamu mengerti? Mati. Alih-alih menyebabkan masalah, saya akan mengirim kamu ke kubur,” tambahnya.
Duterte menyampaikan pidatonya hanya beberapa jam setelah sekitar 21 penduduk di Kota Quezon, kebanyakan dari mereka adalah pekerja pabrik dan konstruksi berpenghasilan rendah, yang tidak dapat bekerja selama lockdown, ditangkap karena melakukan protes tanpa izin.
Penangkapan itu dikecam oleh kelompok buruh Solidaritas Pekerja Filipina (BMP), yang mengecam pemerintah karena menargetkan orang-orang miskin yang meminta bantuan selama krisis.
Duterte meminta mereka yang membutuhkan bantuan untuk bersabar menunggu datangnya bantuan dan berjanji bahwa rakyatnya tidak akan kelaparan. Tetapi, ia memperingatkan warga jangan mengintimidasi pemerintah. Jangan menantang pemerintah. “Anda pasti akan kalah,” tegasnya.
Perintah penguncian menyeluruh itu telah menempatkan seluruh populasi Luzon yang berjumlah 57 juta praktis dalam kondisi karantina, membatasi pergerakan di sekitar pulau untuk membeli makanan, obat-obatan dan barang-barang penting lainnya, dan mematikan semua kecuali industri yang vital. (wip)
Sumber: Okezone.com, Wartaekonomi.co.id