(IslamToday ID) – Lockdown atau karantina wilayah yang diberlakukan terhadap Kota Wuhan, China berakhir. Warga setempat pun menyambutnya dengan gembira karena menjadi momen untuk keluar rumah yang pertama, Rabu (8/4/2020).
Kota Wuhan dikarantina selama 76 hari untuk menahan penyebaran virus corona. Pemerintah China menutup kota berpenduduk 11 juta jiwa pada 23 Januari 2020 itu setelah menjadi tempat penyebaran virus mirip flu yang muncul akhir tahun lalu.
Setelah Lebih dari dua bulan, kereta pertama yang membawa penumpang keluar dari kota berangkat pukul 00.50 waktu setempat dan jalan raya keluar dibuka untuk lalu lintas kendaraan sekitar waktu yang sama.
“Saya sangat senang, saya akan pulang hari ini,” kata pekerja migran, Liu Xiaomin ketika berdiri dengan koper-kopernya di dalam stasiun kereta api Hankou, Wuhan, menuju Kota Xiangyang.
Topik “Wuhan Akhiri Karantina” dengan cepat menjadi topik teratas di platform Weibo, media sosial warga China. Banyak orang membagikan gambar yang menunjukkan tulisan “Selamat Datang Kembali Wuhan”.
Menurut laporan stasiun penyiaran CCTV, Otoritas Kereta Api menyatakan, berdasarkan penjualan tiket, 55.000 orang akan meninggalkan Wuhan dengan kereta pada Rabu ini. Namun, pejabat kesehatan meminta penduduk Wuhan untuk tidak meninggalkan lingkungan sekitar, kota, dan bahkan provinsi, kecuali jika perlu.
Selain membebaskan warga Wuhan dari karantina wilayah, China melaporkan tidak ada kematian akibat virus corona untuk pertama kalinya pada Selasa (7/4/2020). Wuhan juga hanya menghitung dua infeksi baru dalam dua minggu terakhir.
Walau angka menunjukkan kondisi yang lebih baik, pihak berwenang berjalan dengan hati-hati menggerakkan kegiatan ekonomi, sementara tetap menjaga terhadap gelombang infeksi kedua. Ada kekhawatiran khusus di sekitar kasus impor dan orang-orang yang tidak menunjukkan gejala masih dapat menularkan virus corona.
China melaporkan 137 kasus tanpa gejala baru pada 7 April 2020. “Jumlah pasien tanpa gejala perlahan naik, saya khawatir tentang ini,” kata Yang Chengjun yang meninggalkan Wuhan dengan kereta api untuk kembali ke pekerjaan di Fuzhou.
Pekerja migran, Liu mengatakan, ia dan suaminya masih akan berhati-hati pergi keluar bahkan ketika pulang ke Kota Xiangyang. “Suasana hatiku akan lebih baik, tetapi ketika aku kembali aku masih tidak akan keluar terlalu banyak,” katanya.
Sementara, China untuk pertama kalinya melaporkan tidak adanya kasus kematian baru akibat infeksi virus corona pada Selasa (7/4/2020). Absennya laporan kematian baru ini merupakan yang pertama terjadi sejak pihak berwenang di China mulai merilis angka-angka kasus Covid-19 pada Januari lalu.
Laporan ini muncul saat pemerintah China dan Hong Kong memperkuat pembatasan kedatangan dari luar negeri di tengah meningkatnya jumlah kasus impor dan tanpa gejala.
Melansir Al Jazeera, kasus-kasus di daratan China telah mengalami penurunan sejak Maret, tetapi negara ini menghadapi gelombang kedua infeksi yang datang dari luar negeri. Pejabat kesehatan setempat melaporkan total hampir 1.000 kasus impor virus corona penyebab penyakit Covid-19.
Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan, ada 32 kasus baru secara nasional pada pengujung hari Senin (6/4/2020) dan semuanya merupakan kasus impor. Selain itu, dilaporkan pula adanya 30 infeksi baru tanpa gejala sehingga total nasional menjadi 1.033 kasus baru.
Berdasarkan laporan, sekitar seperempat dari total kasus tanpa gejala yang diidentifikasi merupakan kasus-kasus dari luar negeri. Puncak wabah virus corona di China sendiri telah dilewati pada bulan Februari lalu. Oleh karena itu, kini pihak berwenang fokus pada kasus-kasus impor dan pasien-pasien tanpa gejala yang masih dapat menularkan virus tersebut.
Hingga kini, tercatat lebih dari 1,3 juta orang di dunia telah dikonfirmasi positif Covid-19 dengan lebih dari 70.000 kematian yang terjadi. (wip)
Sumber: Republika.co.id, Kompas.com