(IslamToday ID) – Sedikitnya 100.000 warga Arab Saudi bergabung menjadi relawan dalam pertempuran di garis depan bersama kerajaan melawan virus corona.
Pasukan spesialis kesehatan dan anggota masyarakat biasa ini telah menyatakan kesediaannya dalam mendukung layanan kesehatan sebagai bagian dari upaya negara untuk menghentikan penyebaran corona.
Perekrutan sukarelawan ini dilakukan melalui platform daring Kementerian Kesehatan Saudi. Melalui aplikasi tersebut, banyak orang mendaftar untuk menjadi relawan yang membantu dalam mengatasi wabah corona.
“Menjadi sukarelawan adalah tindakan mulia dan perilaku hebat yang mendukung upaya untuk memerangi epidemi. Terima kasih kepada setiap sukarelawan yang telah mencurahkan waktu dan upaya mereka untuk melayani tanah air kita tercinta,” kata Menteri Kesehatan Saudi, Tawfiq Al-Rabiah, Selasa (14/4/2020).
Dirjen Pusat Sukarelawan Kementerian Kesehatan, Safar Battar mengatakan orang-orang dapat menawarkan layanan mereka pada bidang kesehatan atau sukarelawan umum. “Untuk sukarelawan kesehatan, kami menargetkan semua spesialisasi medis dari dokter, apoteker, spesialis dan teknisi, serta mahasiswa perguruan tinggi kedokteran,” ujar Battar.
“Kami juga memiliki peluang sukarela bagi pekerja dalam penyelidikan epidemi dan kesadaran kesehatan, serta mereka yang memenuhi syarat untuk melakukan inspeksi di lingkungan tempat kasus virus dicatat,” tambahnya.
Battar menunjukkan bahwa kementerian juga menerima praktisi medis untuk membantu di unit gawat darurat dan unit perawatan intensif. Dilansir Arabnews, lebih dari 8.000 sukarelawan layanan medis dan dukungan sudah berada di lapangan. 8.000 Sukarelawan itu telah berhasil menyelesaikan program pelatihan yang diperlukan yang diawasi oleh Komisi Spesialisasi Kesehatan.
“Sukarelawan kategori lainnya akan mengikuti kursus pelatihan sebelum kami memanggil mereka untuk mengambil bagian dalam memberikan layanan yang dibutuhkan,” kata Battar.
Aplikasi sukarela ini menerima kader-kader kesehatan berlisensi profesional dan mahasiswa yang berspesialisasi dalam bidang kesehatan. Aplikasi juga menerima pensiunan tenaga kesehatan dan orang-orang dan organisasi yang berpengalaman dalam menyediakan berbagai layanan dukungan.
Beberapa badan pemerintah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memastikan keberhasilan inisiatif ini. Abdullah Al-Mutawa, seorang mahasiswa keperawatan senior yang tinggal di Dammam, mengatakan bahwa ia telah menyelesaikan kursus pelatihan dan sekarang siap untuk bergabung dengan sukarelawan lain.
Membatasi Kerumunan Pemakaman
Sementara itu, pemerintah Saudi melarang kegiatan berkumpul di tengah masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Salah satunya adalah membatasi kerumunan orang saat pemakaman.
Keputusan ini disebut sebagai tindakan pencegahan, sejalan dengan larangan berkumpul. Termasuk doa pemakaman yang dilakukan di pemakaman, tidak boleh melebihi 5-6 kerabat almarhum. Sisanya berdoa di rumah.
“Hal yang paling penting saat ini adalah menghindari berkumpulnya sejumlah besar orang di lokasi yang sama, untuk menghindari penyebaran virus,” kata Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan Arab Saudi, Abdul Latif Al-Sheikh dilansir dari The Cable.
Selain itu, saat Ramadan diperkirakan akan dimulai pada 23 April. Dalam Islam, salat Tarawih sangat penting dan bermanfaat selama bulan suci.
Tetapi pemerintah Saudi menyatakan akan menangguhkan ibadah Tarawih selama Ramadan karena pandemi Covid-19. Penangguhan ini dilakukan di kota suci Madinah dan Mekah.
Menteri Abdul Latif Al-Sheikh mengatakan, salat Tarawih akan dilakukan di rumah untuk keselamatan kesehatan bersama. “Penangguhan salat lima waktu di masjid lebih penting daripada penangguhan salat Tarawih,” katanya.
“Kami meminta kepada Allah SWT untuk menerima doa Tarawih, apakah diadakan di masjid atau di rumah, yang kami pikir lebih baik untuk kesehatan masyarakat. Kami meminta kepada Allah SWT untuk menerima doa dari kita semua dan melindungi umat manusia dari epidemi yang melanda seluruh dunia,” lanjutnya. (wip)