(IslamToday ID) – Instruksi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghentikan pendanaan untuk WHO menuai kritikan dari sejumlah negara.
Kritik pertama dilontarkan oleh pemerintah China. Beijing menilai keputusan Trump itu telah melemahkan upaya terkoordinasi dalam menangani pandemi Covid-19.
“China menyatakan keprihatinan serius atas keputusan AS. Keputusan AS akan melemahkan kemampuan WHO untuk menangani pandemi, terutama negara-negara yang kemampuannya tidak berkembang dengan baik,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, Rabu (15/4/2020) dikutip laman South China Morning Post.
Ia mengungkapkan, saat ini tak ada pihak yang dapat menggantikan peran WHO. Ia pun memuji kepemimpinan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Zhao meminta AS tetap menegakkan tanggung jawabnya.
Kritikan yang hampir sama juga dilontarkan oleh pemerintah Rusia. Moskow meminta Washington tidak mengambil kebijakan yang dapat merusak kerja sama internasional di bidang medis.
“Politisi di negara itu (AS) selalu memiliki seseorang untuk disalahkan, China dan WHO (yang harus disalahkan) atas pandemi (Covid-19), Rusia (pihak yang harus disalahkan atas kekalahan Hillary) Clinton (dalam pilpres AS 2016), dan (Presiden Rusia Vladimir) Putin secara pribadi untuk masalah sistem kesehatan Amerika,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova dikutip laman kantor berita Rusia TASS.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov meminta AS menahan diri dan tidak melancarkan serangan lanjutan terhadap WHO.
“Kami menyerukan AS menahan diri dari serangan lebih lanjut terhadap WHO dan mengejar kebijakan yang bertanggung jawab, yang tidak akan merusak dasar kerja sama internasional di bidang medis dan biologi. Tapi sebaliknya akan meningkatkan kerja sama ini serta menciptakan dasar untuk pengembangan lebih lanjut,” ujarnya.
Sementara itu, pemerintah Australia dan Selandia Baru bertekad terus mendukung dan bekerja sama dengan WHO di tengah pandemi Covid-19. Hal itu diutarakan kedua negara sebagai reaksi atas keputusan Trump membekukan pendanaan untuk WHO.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan bersimpati pada kritik Trump terhadap WHO. Hal itu terutama karena WHO mendukung dibukanya kembali pasar besar di Wuhan, China, tempat wabah atau penularan Covid-19 diyakini bermula.
“Namun demikian, WHO juga sebagai organisasi melakukan banyak pekerjaan penting, termasuk di sini, di kawasan kami, di Pasifik. Dan kami bekerja sama dengan mereka,” ujar Morrison.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern turut mengakui peran penting yang diemban WHO saat dunia menghadapi pandemi. “Pada saat seperti ini, kita perlu berbagi informasi dan kita perlu memiliki saran yang dapat kita andalkan, WHO telah menyediakannya,” ucapnya.
Oleh sebab itu, Selandia Baru akan terus memberikan dukungan kepada WHO. “Kami akan terus mendukungnya dan terus memberikan kontribusi kami,” ujar Ardern.
Trump telah memutuskan membekukan sementara pendanaan untuk WHO. Ia menilai WHO gagal dalam melaksanakan tugas dasarnya dan harus bertanggung jawab. Trump menyebut lembaga kesehatan dunia itu turut mempromosikan “disinformasi” China tentang virus yang kemungkinan menyebabkan wabah meluas.
AS adalah donor terbesar WHO. Tahun lalu, Washington mengalokasikan 400 juta dolar AS untuk lembaga kesehatan dunia tersebut atau sekitar 15 persen dari anggarannya.
Trump semakin kritis terhadap WHO ketika krisis kesehatan global terus berlanjut dan meluas. Ia kerap marah terhadap kritik terhadap kerja pemerintahannya menghadapi pandemi.
Trump juga menuduh WHO terlalu lunak dengan China pada masa-masa awal pandemi ini, sehingga menyebabkan kematian yang sia-sia. Trump menyalahkan WHO karena gagal memberlakukan larangan perjalanan ke China. (wip)