(IslamToday ID) – IMF memprediksi ekonomi global bakal terpuruk setidaknya sampai dengan akhir 2021 akibat pendemi virus corona.
IMF telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya pekan ini. Saat ini IMF memperkirakan ekonomi global bakal menyusut 3 persen tahun ini. Sementara, tahun depan ekonomi diperkirakan bakal rebound dan tumbuh 5,8 persen. Namun hanya merupakan pemulihan parsial.
“Kami memproyeksikan ada pemulihan untuk 2021 di mana pertumbuhan 5,8 persen, tetapi itu adalah pemulihan parsial,” kata Kepala Ekonom IMF, Gita Gopinath kepada CNBC International, Jumat (17/4/2020).
“Jadi, bahkan pada akhir 2021, kami memproyeksikan tingkat aktivitas ekonomi berada di bawah apa yang kami proyeksikan sebelum virus merebak,” tambahnya.
Dampak ekonomi yang dibawa virus asal Wuhan, China itu cukup besar pada ekonomi dunia lantaran virus telah memaksa berbagai kegiatan bisnis dan aktivitas lainnya di banyak negara ditutup atau dihentikan.
Misalnya saja di China. Ekonomi terbesar kedua di dunia itu terpaksa harus menutup (lockdown) beberapa kotanya selama beberapa bulan demi mencegah penyebaran wabah. Dampak ini tidak hanya mempengaruhi ekonomi China, tapi juga ekonomi dan bisnis negara lain yang terhubung dengannya.
Meski demikian, baik IMF maupun pemerintah dan bank sentral berbagai negara telah gencar mengeluarkan stimulus untuk meredam dampak ekonomi yang dibawa wabah. Bahkan menurut Gopinath, langkah-langkah untuk membantu bisnis dan rumah tangga di tengah pandemi yang dikeluarkan berbagai lembaga itu cukup agresif dan cepat.
“Saya pikir jika Anda membandingkannya dengan krisis keuangan global, responsnya jauh lebih cepat dan skalanya jauh lebih besar,” katanya. Menurut Gopinath, setidaknya secara kumulatif, ekonomi di seluruh dunia telah mengumumkan stimulus fiskal senilai sekitar 8 triliun dolar AS.
Namun demikian, menurutnya, stimulus itu tidak terdistribusi secara merata pada seluruh ekonomi. Di mana sekitar 7 triliun dolar AS berasal dari negara-negara G-20.
“Kekhawatiran yang kami miliki adalah lebih banyak tentang ekonomi negara berkembang yang memiliki sedikit ruang fiskal, yang harus berurusan dengan masalah akun eksternal, dan saya pikir mereka berada di tempat yang lebih sulit,” katanya.
Sementara, untuk di Asia pertumbuhan ekonominya diperkirakan akan berhenti di nol persen untuk 2020, terburuk dalam 60 tahun ke belakarangan. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Departemen LKM Asia dan Pasifik IMF, Chang Yong Rhee, Rabu (15/4/2020).
“Ini adalah krisis yang tidak ada duanya. Ini lebih buruk daripada krisis keuangan global, dan Asia tidak kebal. Dampak dari virus corona di kawasan ini akan secara menyeluruh, menjadi parah dan belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Chang seperti dimuat CGTN, Jumat (17/4/2020).
Menurut data IMF, pertumbuhan PDB Asia tercatat sebesar 4,7 persen selama krisis keuangan global, dan 1,3 persen selama krisis keuangan Asia. Di bawah situasi saat ini, Rhee mengatakan bahwa prioritas pertama seluruh negara Asia adalah untuk mendukung sektor kesehatan dan memperkenalkan langkah-langkah yang memperlambat penularan, terutama dukungan yang ditargetkan untuk rumah tangga dan perusahaan yang paling terdampak.
Dalam hal itu, ia mengatakan, kebijakan moneter dan stimulus ekonomi domestik harus digunakan untuk memastikan likuiditas yang cukup untuk bisnis. (wip)