(IslamToday ID) – Rencana gugatan warga Amerika Serikat (AS) terkait dengan penyebaran virus corona terhadap China tampaknya bukan isapan jempol belaka. Buktinya, negara bagian Missouri menjadi yang pertama mengajukan gugatan resmi kepada pemerintah Tirai Bambu.
Gugatan perdata diajukan ke pengadilan federal oleh Jaksa Agung Missouri, Eric Schmitt. China dituduh lalai yang mengakibatkan penduduk Missouri menderita puluhan miliar dolar karena kerusakan ekonomi.
“Di Missouri, dampak virus ini sangat nyata. Ribuan orang telah terinfeksi dan meninggal. Keluarga terpisah dari orang-orang yang dicintai. Banyak yang berusaha untuk bertahan hidup,” kata Schmitt dalam sebuah pernyataan dikutip dari BBC Internasional, Kamis (23/4/2020).
“Pemerintah China berbohong kepada dunia tentang bahaya dan sifat menular Covid-19, membungkam pelapor, dan tidak banyak menghentikan penyebaran penyakit ini,” tambahnya.
Gugatan itu juga menuduh pemerintah China memperburuk situasi dengan “menimbun” masker dan alat pelindung diri (APD) lain.
Sebelumnya, sejumlah orang di Florida juga hendak mengajukan gugatan serupa ke China. Bukan cuma di AS, warga Israel juga dikabarkan akan menggugat ganti rugi senilai hampir Rp 90.000 triliun.
Seorang pakar hukum dari Universitas Hastings, Chimene Keitner menilai tidak ada gugatan serupa dalam sejarah pengadilan AS. “Jika AS ingin mengajukan tuntutan terhadap China, itu harus ke forum internasional,” katanya.
Per Kamis (23/4/2020), dari data Worldometers, AS menduduki peringkat pertama dalam penyebaran COVID-19 di dunia. Ada tambahan 27.948 kasus baru yang menjadikan total kasus di negeri itu menjadi 846.692. Total kematian bertambah 2.219 menjadi 47.537. Dan pasien sembuh terdata sebanyak 83.921.
Corona sendiri pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei akhir 2019. Secara akumulasi, China mencatat ada 82.788 kasus, dengan 4.632 kematian dan 77.151 sembuh
Sementara itu, Juru Bicara Kemlu China, Geng Shuang menampik semua tuduhan. Ia menyebut hal tersebut absurd dan tidak memiliki dasar fakta atau hukum.
Ia pun menilai hal tersebut tidak berada pada yuridiksi pengadilan AS. Menurutnya China sudah menginformasikan soal wabah sejak 3 Januari. “Penyalagunaan litigasi (penyelesaian perselisihan hukum) semacam ini tidak kondusif di AS dan juga bertentangan dengan kerja sama internasional,” kata Geng.
“Apa yang harus dilakukan AS adalah menyangkal dan menolak penyalahgunaan litigasi semacam ini,” tambahnya.
Geng juga meminta AS menghentikan serangan dan menyalahkan China. Ia menilai virus corona adalah musuh bersama umat manusia. “Seperti negara-negara lain, China juga korban, bukan pelaku. Apalagi jadi kaki tangan Covid-19,” katanya dikutip dari Xinhua.
Langkah-langkah paling komprehensif dan ketat telah dilakukan China untuk mengatasi wabah virus corona. Geng mengibaratkan apa yang dilakukan negaranya itu adalah pengorbanan luar biasa dan berkontribusi penting terhadap respons global. “Komunitas internasional menjadi saksi dan memuji upaya dan kemajuan China,” ujar Geng.
Geng meminta agar menyudahi saling menyalahkan, apalagi sampai harus meminta ganti rugi. Masyarakat internasional harus mengedepankan solidaritas dan bekerja sama, bukan saling menuduh atau menuntut kompensasi dan akuntabilitas.
Di ujung kesabarannya, Geng menyinggung soal wabah flu H1N1 di AS yang menyebar ke 214 negara pada 2009. “Flu H1N1 mewabah di Amerika Serikat dan menyebar ke lebih dari 214 negara dan kawasan pada 2009 yang mengakibatkan hampir 200.000 kematian. Apakah ada yang meminta AS untuk memberikan kompensasi?” ujar Geng.
Begtu juga pada 1980-an, saat AIDS kali pertama ditemukan di AS dan menyebar ke seluruh dunia. “Adakah yang meminta AS bertanggung jawab atas hal ini?” katanya lagi.
Geng meminta AS untuk mengubah perilaku dan memahami bahwa musuh mereka adalah virus, bukan China. Ia mengharapkan semua saling melangkah bersama-sama. Pertikaian tidak menjadikan semuanya membaik atau mengembalikan yang hilang.
“Menyerang dan mendeskriditkan negara lain tidak akan bisa mengembalikan waktu dan nyawa yang hilang. Berhenti menyerang dan menyalahkan China tanpa alasan!” tegasnya. (wip)