(IslamToday ID) – Berita bohong atau hoaks memakan korban pasangan suami istri di Amerika Serikat (AS), Maatje Benassi dan suaminya Matt. Hoaks tersebut menuduh mereka sebagai penyebar virus corona dan menjadi awal mula pandemi.
Kini, pasutri yang dikaruniai dua anak tersebut merasa terancam setelah menerima sejumlah surat kaleng dan diteror di dunia maya.
Seperti dilansir CNN, Selasa (28/4/2020), informasi yang beredar luas di dunia maya menyebut Maatje membawa wabah tersebut ke China. Ia memang pernah bertandang ke Wuhan pada Oktober 2019 untuk mengikuti ajang Military World Games, yakni olimpiade untuk kalangan militer. Wuhan menjadi kota dengan kasus virus corona terbesar di China.
Maatje saat itu berlomba dalam nomor balap sepeda. Dalam putaran terakhir, ia mengalami kecelakaan sehingga mengakibatkan tulang rusuknya patah dan gegar otak. Alhasil, ia tidak bisa melanjutkan perlombaan.
Entah siapa yang memulai, rekaman tentang keberadaan Maatje di Wuhan lantas dirangkai sedemikian rupa menjadi sebuah video dengan narasi seolah-olah ia adalah penyebab awal mula wabah corona.
Maatje bekerja sebagai tenaga keamanan di markas Angkatan Darat AS di Fort Belvoir, Virginia. Sedangkan suaminya adalah pensiunan Angkatan Udara yang saat ini menjadi tenaga sipil di Kementerian Pertahanan AS (Pentagon).
Video tentang “konspirasi” tersebut kini beredar luas di media sosial China seperti WeChat, Weibo, dan Xigua Video.
Kini kehidupan Matt dan Maatje berputar 180 derajat. Mereka mengatakan kerap menerima surat kaleng karena alamat tempat tinggal mereka dipajang di dunia maya oleh pihak tertentu. Akun media sosial mereka juga diserbu oleh orang-orang tidak dikenal.
“Rasanya seperti mengalami mimpi buruk setiap hari. Saya ingin setiap orang berhenti menghina saya, karena saya dibully di dunia maya dan sudah kelewat batas,” kata Maatje.
Matt dan Maatje sudah berupaya mengontak Youtube untuk menghapus video tersebut dan mengantisipasi supaya tidak diunggah kembali. Mereka juga meminta bantuan kepada advokat dan polisi untuk mengurus masalah ini, tetapi keduanya tidak bisa berbuat banyak.
Diduga salah satu pihak yang menyebarkan informasi palsu tersebut adalah seseorang bernama George Webb (59). Webb diduga adalah orang yang gemar menyebarkan informasi palsu di dunia maya.
Webb sempat menyebarkan informasi dengan menyatakan seorang disjoki asal Italia, Benny Benassi, berkomplot dengan Matt dan Maatje untuk turut menyebarkan virus corona. Hal itu dibantah oleh Benny yang mengatakan ia tidak pernah mengenal Matt dan Maatje.
Benny mengatakan nama belakang mereka sama karena itu adalah nama yang umum bagi penduduk Italia.
Matt juga menyatakan agak sulit menjerat para penyebar hoaks yang membuat hidup keluarganya menjadi sulit. “Sulit untuk membuat dia (Webb) mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujar Matt.
“Penegak hukum mengatakan mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena negara menjamin hak kebebasan berpendapat. Mereka menyarankan supaya konsultasi ke advokat sipil. Kami menghubunginya dan ternyata biayanya untuk melakukan litigasi sangat mahal dan tidak akan terjangkau bagi orang-orang biasa seperti kami. Kami tidak bisa mendapatkan apapun dari aparat penegak hukum dan pengadilan,” ujar Matt.
“Nasi sudah menjadi bubur. Saya tahu kini hidup saya sudah tidak akan pernah sama lagi. Setiap menuliskan nama saya di Google, pasti yang muncul soal pasien pertama (virus corona),” kata Maatje. (wip)