(IslamToday ID) – Ada yang berbeda di Kota Ottawa, Kanada pada bulan Ramadan tahun ini. Kumandang azan melalui pengeras suara yang biasanya dilarang, kini diizinkan oleh otoritas setempat. Namun hanya azan Magrib saja sebagai tanda untuk berbuka puasa.
Izin azan Magrib ini berlaku sampai 23 Mei nanti sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan suci Ramadan. Waktu azan pun hanya diizinkan selama maksimal 5 menit.
Kota Ottawa, Ibu Kota Kanada, sejatinya mengadopsi hukum yang melarang kebisingan. Namun, otoritas kota tersebut memberikan pengecualian bagi seluruh masjid untuk mengumandangkan azan Magrib dengan pengeras suara selama Ramadan.
Meski izin menyiarkan azan diberikan, namun otoritas kota masih memberlakukan larangan pengumpulan massa lebih dari lima orang, termasuk di tempat ibadah, sebagai pedoman dalam mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
“Saya berharap ini akan membantu teman-teman muslim kami dalam menjalankan pengabdian dan refleksi spiritual bulan suci ini. Ramadan Mubarak!” kata Walikota Ottawa, Jim Watson, dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Twitter, Jumat (1/5/2020).
Pemerintah dan otoritas kesehatan masyarakat Kota Ottawa mengingatkan penduduk untuk terus mengikuti rekomendasi tindakan pencegahan penyakit selama pandemi Covid-19. Termasuk menjaga jarak secara fisik dan sering mencuci tangan secara menyeluruh.
“Atas permintaan Masjid Ottawa, untuk membantu warga muslim kami merayakan Ramadan dengan tidak adanya pertemuan keagamaan, kota ini memberikan pengecualian. Anggaran Rumah Tangga Kebisingan untuk masjid guna menyiarkan panggilan malam untuk salat, yang akan berlangsung sekitar 5 menit saat matahari terbenam,” lanjut Watson seperti dikutip CTV News.
“Ini akan berlangsung setiap malam dari sekarang sampai akhir Ramadan pada 23 Mei. Terima kasih @JLeiper atas upaya Anda dalam hal ini,” pungkas Watson merujuk pada akun Twitter Jeff Leiper, anggota dewan kota setempat.
Islam Berkembang Pesat
Pada 2001, jumlah populasi muslim di Kanada mencapai 579.000 orang. 10 Tahun kemudian (2011), berdasarkan National Household Survey, penganut Islam di Kanada mencapai 1.053.945 orang (3,2 persen). Peningkatannya hampir mencapai 50 persen. Islam pun menjadi agama terbesar kedua di Kanada setelah Kristen (67 persen).
Sementara populasi penganut agama lain, Hindu sekitar 1,5 persen, Sikh 1,4 persen, Yahudi 1 persen, dan agama-agama lain 0,6 persen. Namun, jumlah muslim di Kanada masih di bawah jumlah yang mengaku tidak beragama (23,9 persen), persentase ini meningkat jika dibandingkaan tahun 2001 yang mencapai 16,5 persen.
Populasi muslim di Kanada terdiri dari beragam latar belakang. Sebagian besar berasal dari negara Asia Selatan, Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Ada yang berpendidikan tinggi seperti doktor, master, dokter, dan insinyur.
Namun ada juga yang berpendidikan rendah dan tidak mengenyam pendidikan. Ada yang menjadi profesor, dokter, suster, kerja kantoran, dan banyak juga yang menjadi sopir taksi, kerja serabutan, dan membuka usaha sendiri.
Meningkatnya penganut Islam ini seiring dengan Kanada yang, menurut sebagian orang, dianggap lebih memberikan kepastian hidup dibandingkan negara lain. Pemerintah Kanada lebih terbuka terhadap datangnya imigran dan lebih mudah memberikan status permanent resident atau green card (penduduk tetap).
Ini wajar karena pemerintah Kanada membutuhkan imigran. Kanada masih kekurangan penduduk dan memerlukan tenaga kerja di berbagai bidang. (wip)