(IslamToday ID) – China seperti sudah siap jika terpaksa harus berkonfrontasi militer dengan Amerika Serikat (AS). Baru-baru ini negeri tirai bambu itu rutin memamerkan kekuatan militernya di Laut China Selatan.
Memang sering terjadi ketegangan di Laut China Selatan. Para analis menilai China saat ini tengah mempersiapkan diri untuk bertahan melawan segala provokasi militer AS.
Dengan pilot dari jet tempur berbasis kapal induk yang terbang di atas, kapal perang yang berlayar di bawah, dan pesawat anti-kapal selam yang melakukan pengawasan di Laut China Selatan, Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) tampak unjuk gigi. Bahkan jika AS melanjutkan penggunaan kapal induknya yang sudah terinfeksi Covid-19.
Televisi Pusat China (CCTV) melaporkan pada Senin (4/5/2020), Yuan Wei, seorang pilot PLA ace jet tempur J-15 tampak menerbangkan sejenis jet tempur dalam latihan yang diadakan dari pelabuhan angkatan laut Laut China Selatan di Provinsi Hainan, China Selatan.
Menurut pengamat militer, gugus tugas kapal induk Liaoning menyelesaikan latihan di Laut China Selatan pada Kamis (7/5/2020), sehingga pelatihan Yuan mungkin dimaksudkan untuk Shandong, kapal induk kedua China yang baru-baru ini ditugaskan, yang diyakini ditempatkan di pintu depan Laut China Selatan, Hainan.
Anggota militer yang juga melakukan latihan di Laut China Selatan adalah kapal perang dari Kelompok Tugas Escort Angkatan Laut ke-35 PLA. Kapal perusak Taiyuan, fregat Jingzhou dan kapal pengisian ulang Chaohu melakukan pelatihan anti-pembajakan dan penembakan langsung di sana pada Sabtu (2/5/2020), CCTV melaporkan pada Selasa (5/5/2020).
Tidak hanya itu, Harian PLA melaporkan pada Senin, pesawat anti-kapal selam di bawah PLA Southern Theatre Command Navy baru-baru ini juga melakukan misi patroli dan anti-kapal selam.
Pada tanggal 28 April, Komando Teater Selatan PLA mengusir kapal perusak AS, USS Barry, ketika masuk ke perairan teritorial China di lepas Kepulauan Xisha di Laut China Selatan. Namun, AS melanjutkan dan mengirim kapal penjelajah USS Bunker Hill ke Kepulauan Nansha pada 29 April. AS juga dilaporkan menerbangkan pembom B-1B di atas Laut China Selatan dan Laut China Timur selama liburan May Day.
Pakar militer yang bermarkas di Beijing, Wei Dongxu mengatakan kepada Global Times pada Selasa bahwa AS telah mengirim pesawat pengintai ke Rantai Pulau Pertama untuk mengumpulkan informasi tentang China.
Menurut Wei, untuk menanggapi aksi provokasi ini, China perlu memanfaatkan kemampuannya untuk memahami kegiatan mereka dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
“China dapat mengirim pesawat tempur untuk mengusir mereka atau meluncurkan penanggulangan elektronik untuk mengganggu mereka jika mereka terlalu dekat,” kata Wei seperti yang dikutip Global Times.
Sementara itu, menurut laporan media AS Navy Times pada 27 April, setelah terkena Covid-19, kapal induk USS Nimitz kini telah meninggalkan pelabuhannya dan dijadwalkan akan dikerahkan ke Pasifik musim panas ini. Hal ini berarti AS akhirnya akan memiliki kapal induk yang siap untuk dioperasikan di dekat China sejak penyakit itu menular ke empat kapal induknya.
Pakar militer memprediksi, militer AS akan meningkatkan aksi provokasi terhadap China ketika epidemi mereda. Kata para analis, latihan baru-baru ini menunjukkan bahwa PLA siap kapan saja untuk menjaga kedaulatan nasional China. (wip)