(IslamToday ID) – Perebutan takhta Kerajaan Arab Saudi makin panas. Ini menyusul adanya intervensi dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang menuntut pembebasan para pangeran di negeri tersebut yang dipenjara.
Melansir AFP, AS kerahkan juru lobi senilai 2 juta dolar AS (Rp 30 miliar) untuk meminta pemerintahan Saudi membebaskan para pangeran karena tuduhan kudeta. Sementara tekanan dari Eropa datang berupa petisi serius dari para anggota parlemen.
Laporan para sumber AFP mengatakan pemidanaan para pangeran ini merupakan upaya putra mahkota Mohammed bin Salman (MBS) memuluskan langkahnya menduduki takhta.
Ia, kata para sumber, menyingkirkan rivalnya dengan semena-mena. Tidak cuma memasukkan penjara para pesaingnya yang merupakan sepupu serta pamannya sendiri, MBS juga menciduk mereka yang menentang pemerintahannya.
Penangkapan para pesaingnya ini tak berhenti sampai Maret lalu, ketiga keluarga kerajaan yang ditangkap saat itu adalah Pangeran Ahmed bin Abdulaziz al Saud, Pangeran Mohammed bin Nayef, serta Pangeran Nawaf bin Nayef.
Drama kekuasaan yang berbahaya juga telah menyapu anggota keluarga Saad Aljabri, orang kepercayaan salah satu pangeran yang ditangkap sekaligus merupakan pejabat tinggi intelijen negara tersebut. Mereka kemudian melarikan diri ke Kanada dan diyakini memiliki rahasia kunci negeri asalnya.
“Ini adalah penangkapan yang tak berdasar,” ujar sumber AFP yang merupakan kerabat bangsawan yang ditangkap. “Ini penculikan di siang bolong, dan pemaksaan,” tambahnya.
Berdasarkan laporan internal yang didapatkan AFP, delegasi parlemen Eropa diketahui meminta kerajaan Saudi untuk membebaskan pangeran yang ditahan oleh putra mahkota dalam kunjungannya ke Riyadh, Februari lalu.
“Parlemen Eropa juga sudah meminta keterangan dari kerajaan terhadap kasus tersebut dengan mengirimkan surat tertulis untuk putra mahkota, dan belum dijawab,” ujar Wakil Kepala Delegasi Parlemen untuk hubungan dengan Arab Peninsula, Marc Tarabella.
Sementara, Washington juga diam-diam telah menerjunkan pelobi andal mereka Robert Stryk dari Sonoran Policy Group dengan tarif terkontrak 2 juta dolar AS pada Mei ini untuk melepaskan salah satu bangsawan Arab yang ditahan sang putra mahkota.
Semakin menarik karena juru lobi ini disebut-sebut dalam pemberitaan memiliki koneksi dekat dengan administrasi pemerintahan Donald Trump. Stryk sendiri direkrut oleh Hasim Mughal, salah seorang rekan kepercayaan Raja Salman bin Abdul Azis yang berlokasi di Paris.
Mughal merupakan mantan penasehat keuangan Raja Salman yang kini ditahan. Ia bergerak mengumpulkan 2 juta dolar AS dari bangsawan Arab yang tersisa untuk menyewa Stryk.
Kerajaan Arab sendiri saat ini masih bergelut dengan kondisi ekonomi yang merosot akibat corona, dan hubungan yang sedang tak mesra dengan AS akibat kebijakan-kebijakan si putra mahkota yang dinilai terlalu agresif.
MBS secara terang-terangan menyingkirkan rival politiknya. Ia menahan para sepupu, kerabat, dan pejabat-pejabat kerajaan yang dinilai menghambat langkahnya untuk menjadi raja. [wip]