IslamToday ID — Mobil dan bisnis dibakar, slogan-slogan “Aku tidak bisa bernafas” disemprotkan hampir ke seluruh bangunan di wilayah kerusuhan di Amerika Serikat, tempat sampah dibakar di dekat gerbang Gedung Putih, dan ribuan orang berbaris jalan-jalan kota untuk memprotes kematian George Floyd seorang pria African-Amerika yang meninggal setelah seorang petugas polisi kulit putih Minneapolis menekan leher Floyd dengan lutunya hingga dia berhenti bernapas.
Para pengunjuk rasa memblokir jalan ketika mereka melakukan aksi unjuk rasa pada Sabtu, 30 Mei 2020, di Las Vegas, atas kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam yang berada di Minneapolis yang di lakukan oleh pihak kepolisian setempat, dilansir Associated Press.
Malam-Malam penuh kemarahan dan perlawanan para warga atas kematian Floyd, terjadi setiap sudut negara itu yang membuat pemandangan kota-kota menjadi penuh kekacauan di puluhan kota di Amerika, perlawanan ketika bertahun-tahun mengalami frustrasi karena perlakuan buruk terhadap orang Afrika-Amerika di tangan polisi yang diringkas dalam ekspresi kemarahan bertemu dengan gas air mata dan peluru karet itulah gambaran amerika hari ini.
Kematiannya adalah salah satu dari serangkaian tragedi rasial yang telah membuat negara itu kacau balau di tengah pandemi coronavirus yang telah menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan dan menewaskan lebih dari 100.000 jiwa di AS.
“Kami muak dengan itu. Polisi di luar kendali, “kata pengunjuk rasa, Olga Hall di Washington DC,” Mereka liar. Terlalu banyak anak laki-laki yang mati.”
Orang-orang membakar mobil polisi, melemparkan botol ke petugas polisi dan merusak jendela etalase, membawa TV dan barang-barang lainnya. Di Indianapolis, polisi sedang menyelidiki beberapa penembakan, termasuk yang menewaskan seseorang di tengah-tengah massa aksi – menambah kematian di Detroit dan Minneapolis dalam beberapa hari terakhir.
Di Minneapolis, kota tempat protes dimulai, polisi kota, polisi negara bagian, dan anggota Garda Nasional bergerak masuk untuk memecah masa aksi yang berdemo, menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membersihkan jalan-jalan di luar kantor polisi dan tempat lain.
Sebuah mobil polisi NYPD dibakar ketika para demonstran bentrok dengan polisi dalam pawai melawan kematian di tahanan polisi Minneapolis dari George Floyd, di wilayah Brooklyn di New York City, AS, 30 Mei 2020, dilansir Reuters.
Setidaknya, 13 petugas polisi terluka di Philadelphia ketika protes damai berubah menjadi kekerasan dan setidaknya empat kendaraan polisi dibakar.Di New York City, konfrontasi berbahaya berkobar berulang kali ketika petugas melakukan penangkapan dan membersihkan jalanan.
Sebuah video menunjukkan dua mobil NYPD menabrak ke kerumunan demonstran yang mendorong barikade demonstra. Akhirnya demosntran pun membalas dengan melemparkan benda-benda seperti botol dan batu kearah mobil polisi tersebut.
Beberapa orang jatuh ke tanah, dan tidak jelas apakah ada yang terluka.
“Mereka berulang kali melakukan pelanggaran terorisme dan orang-orang perlu berhenti membunuh orang kulit hitam,” kata pengunjuk rasa Brooklyn Meryl Makielski, dilansir TRT World
Penanganan Demonstran
Orang-orang ditahan oleh petugas penegak hukum selama protes terhadap kematian di tahanan polisi George Floyd di Minneapolis, di Los Angeles, California, AS, 30 Mei 2020, dilansir Reuters.
Polisi telah menangkap setidaknya 1.669 orang di 22 kota sejak Kamis, menurut penghitungan oleh The Associated Press. Hampir sepertiga dari penangkapan itu terjadi di Los Angeles, di mana gubernur menyatakan keadaan darurat dan memerintahkan Pengawal Nasional untuk mendukung 10.000 petugas polisi di kota itu ketika api mulai membakar seluruh kota.
Kerusakan di kota-kota AS terjadi ketika banyak orang Amerika berencana untuk kembali melakukan kebaktian di gereja pada hari Minggu untuk pertama kalinya dalam beberapa pekan sejak pandemi memaksa larangan pertemuan besar. Para pendeta di mimbar di seluruh negeri kemungkinan akan mendesak perdamaian di tengah puing-puing kerusuhan.
25 Kota Terapkan Jam Malam
Gelombang aksi protes atas kematian George Floyd makin menyebar luas ke seluruh negeri pamansam. Menanggapi kekhawatiran berlanjutnya kerusuhan sosial hingga tak terkendali, sebanyak 25 kota di 16 negara bagian Amerika Serikat mulai memberlakukan jam malam.
25 kota tersebut antara lain Beverly Hills, Los Angeles, Denver, Miami, Atlanta, Chicago, Louisville, Minneapolis, St. Paul, Rochester, Cincinnati, Cleveland, Columbus, Dayton, Toledo, Eugene. Kemudian, Portland, Philadelphia, Pittsburgh, Charleston, Columbia, Nashville, Salt Lake City, Seattle, dan Milwaukee, seperti dilansir CNN, Ahad (31/5).
Wali Kota Los Angeles, Eric Garcetti mengatakan, kebijakan jam malam di wilayahnya berlaku sejak pukul 20.00 hingga 05.30 waktu setempat. Kebijakan tersebut, imbuhnya, diterapkan demi melindungi keselamatan warga Los Angeles.
“Mayoritas demonstran yang turun ke jalan melakukan aksi dengan damai dan menjunjung tinggi nilai luhur yang mereka perjuangkan. Jam malam ini diberlakukan untuk melindungi keamanan mereka dan keamanan semua yang tinggal dan bekerja di kota kita,” tukas Eric.
Wali Kota Philadelphia Jim Kenney mengatakan, kebijakan jam malam di wilayahnya diperpanjang pada Ahad (31/5) pukul 20.00 hingga Senin (1/6) pukul 06.00 waktu setempat. Di antara jeda kebijakan jam malam tersebut, warga Philadelphia masih diperbolehkan untuk keluar rumah.
“Hanya untuk bekerja di sektor bisnis yang penting, mencari perawatan medis, atau meminta bantuan polisi,” kicau Jim Kenny melalui akun Twitter-nya.
Aksi protes massa menyebar di AS beberapa jam setelah mantan polisi Minnesota yang membunuh Floyd, Derek Chauvin didakwa atas pembunuhan tingkat tiga. Chauvin juga menghadapi tuduhan pembunuhan tingkat dua.
Jika dinyatakan bersalah atas pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua, Chauvin akan menghadapi 25 tahun penjara dengan tuduhan pertama dan hingga 10 tahun pada yang kedua. Namun, Keluarga George Floyd dan pengacara mereka, Benjamin Crump, mengaku kecewa lantaran Chauvin tidak didakwa dengan pelanggaran yang lebih serius.
Gelombang aksi protes berujung kerusuhan itu setidaknya terjadi di 30 kota di Negeri Paman Sam. Di Atlanta, api membakar di dekat CNN Center. Beberapa kendaraan dibakar, termasuk satu mobil milik polisi.
Sementara itu, di kota New York, para pengunjuk rasa dan polisi bentrok di luar Barclays Center dengan massa melemparkan botol dan lebih banyak lagi pada petugas kepolisian New York.
Kemudian di ibukota Washington D.C, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di depan Departemen Kehakiman, kemudian berbaris menuju Gedung Putih sambil meneriakkan “Black lives matter” dan “I can’t breathe” yang menggambarkan kata-kata ketika Folyd sekarat. Aksi protes juga terjadi di luar Gedung Putih bahkan sempat menyebabkan Kantor Presiden AS itu dikunci.
Namun, kini Secret Service telah membuka kembali pintu masuk dan keluar Gedung Putih untuk staf dan media.
Sementara itu di Detroit, satu pengunjuk rasa ditembak mati. Di Oakland, California, satu petugas Federal Protective Service tewas dan satu korban lainnya mengalami luka akibat tertembak setelah kerusuhan pecah di kota itu pada Jumat (29/5) lalu.
Hingga berita ini diturunkan, gelombang aksi protes masih berlangsung di puluhan kota di AS, tagar #GeorgeFloyd dan #GeorgeFloydProtest menjadi trending di Twitter. Bahkan, sebuah rekaman video menunjukkan ribuan warga di Berlin Jerman menggelar aksi solidaritas George Floyd di depan Kedubes AS.
Penulis: R Syeh Adni