(IslamToday ID) – Aksi demo yang berujung kerusuhan telah meletus di kota-kota besar di seluruh Amerika Serikat (AS). Kerusuhan disertai penjarahan diprediksi bakal lebih masif di hari-hari mendatang, sehingga warga diminta berhati-hati.
Kematian George Floyd adalah tragedi besar. Sebagian besar warga Amerika setuju bahwa kejadian yang melibatkan kebrutalan polisi itu tidak terulang di masa mendatang. Seharusnya ini menjadi momen untuk menyatukan negara ini.
Tetapi sebaliknya, AS malah terpecah belah. Protes terhadap kebrutalan polisi telah ditunggangi oleh pasukan jahat. Mereka berusaha menyalurkan kemarahan atas kematian George Floyd dengan sangat kejam.
Otoritas penegak hukum di seluruh AS menyatakan mereka telah mengidentifikasi upaya yang sangat terorganisir terjadinya kerusuhan, sehingga bisa terjadi secara nasional. Ini bisa dilihat dengan yang terjadi di New York misalnya.
Menurut pejabat tinggi terorisme, kelompok-kelompok anarkis tertentu telah mempersiapkan aksi kekerasan melawan polisi sebelum demonstrasi dimulai. Pada Minggu malam, Wakil Komisaris untuk Intelijen dan Kontra Terorisme, John Miller telah menganalisis terkait aksi protes yang terjadi di New York yang berujung kerusuhan.
“Satu, sebelum protes dimulai, pengorganisir kelompok-kelompok anarkis tertentu berangkat untuk mengumpulkan uang dan merekrut orang-orang. Mereka kemudian berangkat untuk merekrut tenaga dan tim medis lengkap sebagai antisipasi jika terjadi bentrok dengan polisi.”
Dan begitu aksi protes dimulai, kelompok-kelompok ini menggunakan “jaringan pengintai” untuk mengarahkan para perusuh ke lokasi-lokasi di mana tidak ada petugas polisi.
“Mereka mengembangkan jaringan pengintai untuk bergerak di depan para pengunjuk rasa. Kemudian mereka mengarahkan para pengunjuk rasa agar melakukan vandalisme atau melakukan perusakan seperti membakar mobil polisi atau melempar bom molotov,” jelas Miller.
Mereka bukanlah gerombolan perusuh yang tanpa tujuan. Mereka diarahkan dengan suatu tujuan, sehingga sangat mengkhawatirkan.
Di Chicago, Walikota Lori Lightfoot secara terbuka mengakui bahwa ada upaya terorganisir untuk mengubah aksi protes atas kematian Floyd menjadi kerusuhan massa. Namun, Lightfoot tidak mengatakan bahwa kelompok-kelompok itu adalah organisasi anti-fasis sayap kiri Antifa, agitator sayap kanan, geng jalanan setempat, atau yang lainnya.
Ia mengaku telah meminta tiga agen federal; FBI, Biro Senjata Api & Bahan Peledak Tembakau Alkohol, dan Kejaksaan AS agar membantu terutama dalam kasus bom molotov dan pembakaran.
“Tidak diragukan, ini adalah upaya yang terorganisir. Jelas ada upaya untuk merusak perdamaian dan menciptakan kekerasan,” ungkap Lightfoot.
Namun, Lightfoot tidak bisa menjelaskan mengapa ia percaya telah ada upaya terorganisir. Padahal tidak ada bukti spesifik seperti yang diperlihatkan oleh para pejabat di kota-kota lainnya.
Sebagai contoh, otoritas penegak hukum di Minnesota telah menemukan beberapa bahan yang mudah terbakar yang digunakan untuk aksi kerusuhan.
Sebelumnya, John Harrington, komisaris keselamatan publik negara bagian, mengatakan telah menemukan sejumlah barang bukti bahan yang mudah terbakar di lokasi aksi kerusuhan dan di sebuah mobil. Bahkan bahan-bahan yang mudah terbakar itu sudah disiapkan di lokasi kejadian jauh-jauh hari sebelum terjadi kerusuhan.
Polisi juga menemukan kendaraan curian yang mengangkut material yang mudah terbakar. Barang-barang jarahan dan senjata juga ditemukan di mobil-mobil curian itu. Di beberapa kota lain di seluruh AS, aparat penegak hukum juga menemukan batu bata di lokasi aksi massa. [wip]