IslamToday ID — Para pengunjuk rasa di Libanon dilaporkan menyerbu bank sentral di ibukota Beirut pada Kamis (11/6), setelah nilai tukar mata uang negara itu terhadap dolar AS merosot ke rekor terendah.
Dalam dua hari terakhir, nilai tukar naik dari 4.000 pound Lebanon menjadi 6.000 pound Lebanon per USD1.
Krisis ekonomi yang memburuk di Libanon mendorong masyarakat menggelar aksi demonstrasi turun ke jalanan di Beirut dan sejumlah kota besar lainnya, dilansir dari Anadolu.
Aksi unjuk rasa itu berujung ricuh saat para pengunjuk rasa membakar ban di depan istana pemerintah dan merusak toko-toko di sekitar bank sentral.
Melalui akun Twitter resminya, Palang Merah Libanon mengungkapkan bahwa sedikitnya 33 orang terluka selama aksi protes massa tersebut.
Untuk diketahui, Libanon mengalami lonjakan angka pengangguran yang tinggi, pertumbuhan ekonomi melambat, dan negara itu memiliki salah satu rasio utang tertinggi di dunia.
Sementara itu, pandemi Covid-19 semakin memperburuk situasi di negara itu. Jumlah kasus Covid-19 di Libanon sejauh ini ada 1.402 kasus, 31 di antaranya meninggal dan 845 lainnya sudah pulih.[IZ]