(IslamToday ID) – Rudal jelajah yang digunakan dalam sejumlah serangan terhadap fasilitas minyak dan bandara internasional di Arab Saudi tahun lalu diduga berasal dari Iran. Temuan itu berdasarkan puing-puing rudal yang dikumpulkan Amerika Serikat (AS).
Hal itu dikatakan oleh Sekjen PBB Antonio Guterres kepada Dewan Keamanan dalam sebuah laporan, Kamis (11/6/2020).
Guterres mengatakan bahwa beberapa item dalam senjata yang disita AS dan material terkait pada November 2019 dan Februari 2020 merupakan produk asal Iran.
Menurut Guterres, kesimpulan itu diambil karena rudal itu memiliki karakteristik desain yang mirip dengan senjata yang diproduksi di Iran atau memiliki tanda-tanda farsi.
Guterres melanjutkan bahwa senjata-senjata itu mungkin telah dikirim dengan cara yang tidak konsisten dengan resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2015 yang mengabadikan kesepakatan Teheran dengan kekuatan dunia untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Karena temuan ini, Washington kembali mendorong Dewan Keamanan PBB beranggotakan 15 negara untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran yang akan berakhir Oktober 2020 di bawah kesepakatan nuklir.
Namun dua dari lima negara yang memiliki hak veto di PBB yakni Rusia dan China telah mengisyaratkan penolakan terhadap langkah tersebut.
“Sekretariat menilai bahwa rudal jelajah dan bagian-bagiannya yang digunakan dalam empat serangan berasal dari Iran,” tulis Guterres seperti dikutip di Reuters. Guterres juga mengatakan bahwa drone yang digunakan dalam serangan Mei dan September berasal dari Iran.
Ia juga mengatakan PBB telah mengamati bahwa beberapa item dalam dua serangan AS identik atau serupa dengan yang ditemukan di puing-puing rudal jelajah dan drone yang digunakan dalam serangan 2019 di Saudi.
Sebelumnya, Guterres mengatakan bahwa dalam surat 22 Mei, utusan Iran untuk PBB mengatakan belum ada kebijakan Iran untuk mengekspor senjata yang melanggar embargo senjata yang relevan dari Dewan Keamanan dan bahwa itu akan terus secara aktif bekerja sama dengan PBB.
Duta Besar AS untuk PBB, Kelly Craft mengatakan akan mengedarkan rancangan resolusi untuk memperpanjang embargo senjata di Iran segera.
Jika Washington tidak berhasil, ia telah mengancam akan memicu kembalinya semua sanksi AS terhadap Iran di bawah kesepakatan nuklir, meskipun itu keluar dari perjanjian pada 2018.
Para diplomat mengatakan Washington kemungkinan akan menghadapi pertempuran yang sulit dan berantakan.
Iran telah melanggar bagian dari perjanjian nuklir dalam menanggapi penarikan AS dan penerapan kembali sanksi Washington.
“Saya menyerukan kepada semua negara anggota untuk menghindari retorika dan tindakan provokatif yang mungkin berdampak negatif pada stabilitas regional,” tulis Guterres dalam laporan itu. [wip]