IslamToday ID — Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyatakan bahwa situs bersejarah Hagia Sophia di Istanbul “bukan urusan internasional, tetapi masalah kedaulatan nasional”, Kamis (11/6).
Melvut Cavusoglu menanggapi perdebatan baru-baru ini tentang kemungkinan pembukaan kembali Hagia Sophia sebagai masjid, Menlu Turki ini mengatakan situs bersejarah populer tersebut awalnya adalah sebuah masjid setelah Sultan Utsmani, Muhammad al-Fatih menaklukkan Konstantinopel atau Istanbul.
Pihaknya menekankan bahwa tak seorang pun berhak mengomentari kebebasan beragama di Turki, tanggapan ini ia kemukakan menyoroti langkah-langkah kemajuan yang diambil pemerintah dalam 20 tahun terakhir terhadap berbagai minoritas di negara itu.
Menlu Turki Cavusoglu juga mengecam keras Amerika Serikat (AS) atas Laporan 2019 tentang Kebebasan Beragama Internasional yang diterbitkan Washington baru-baru ini.
“Suatu hal yang ‘tragis’ bagi AS untuk mengomentari kebebasan beragama dan hak asasi manusia,” ujar Cavusoglu sambil menyindir begitu banyak munculnya fenomena rasisme, permusuhan terhadap Islam, xenophobia dan serangan terhadap Muslim di Amerika Serikat.
Menlu Turki menanggapi situasi seperti ini sebagai sebuah rasa kebencian terhadap Turki dengan membuka perdebatan tentang Hagia Sophia yang sudah ditaklukkan 567 tahun lalu.
“Mereka sampai sekarang masih belum bisa menerimanya [sebagai sebuah kekalahan],” pungkas Cavusoglu, dilansir dari Anadolu.
Hagia Sophia digunakan sebagai gereja selama 916 tahun. Namun pada 1453 M, situs itu diubah menjadi masjid oleh Sultan Utsmani Muhammad II ketika menaklukkan Konstantinopel dan menjadikannya sebagai prasasti penaklukan Istanbul.
Setelah karya restorasi selama era Utsmani dan penambahan menara oleh arsitek Mimar Sinan, Hagia Sophia kini menjadi salah satu situs terpenting dalam khazanah arsitektur dunia.
Hagia Sophia diubah menjadi museum setelah runtuhnya kekuasaan Utsmani dan dilanjutkan dengan Republik Turki.
Presiden Erdogan menegaskan bahwa Utsmani telah mengubah bangunan itu menjadi masjid ketimbang meruntuhkannya, namun Ia menyayangkan banyak masjid yang dirobohkan di Yunani dan sekitarnya yang dahulu adalah bagian dari wilayah kekuasaan Utsmani.[IZ]